Terapi Aktifitas Kelompok (JIWA)
![]() |
Refreshing In Batu Papan. Palopo. South Selebes |
Dasar Pemikiran
Klien yang dirawat di
rumah sakit jiwa atau ruang jiwa umumnya dengan keluhan tidak dapat diatur di
rumah, misalnya amuk, diam saja, tidak mandi, keluyuran, mengganggu orang lain
dan sebagainya. Setelah berada dan dirawat di rumah sakit, hal yang sama sering
terjadi banyak klien diam, menyendiri tanpa ada kegiatan. Hari – hari perawatan
dilalui dengan makan, minum obat dan tidur. Ada di antara klien yang dengan
inisiatif sendiri mencari perubahan situasi dengan jalan – jalan di rumah sakit
namun ada diantara mereka yang tidak tahu jalan pulang sehingga jika tertangkap
ia dicap sebagai klien yang melarikan diri kemudian dimasukan lagi ke dalam
ruang isolasi. Apa sebenarnya yang dilakukan klien??
Terapi aktivitas
kelompok merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk klien gangguan jiwa.
Terapi ini adalah terapi yang pelaksanaannya merupakan tanggung jawab penuh
dari seorang perawat. Oleh karena itu seorang perawat khususnya perawaat jiwa
haruslah mampu melakukan terapi aktivitas kelompok secara tepat dan benar.
Untuk mencapai hal
tersebut di atas perlu dibuat suatu pedoman pelaksanaan terapi aktivitas
kelompok seperti terapi aktivitas kelompok sosialisasi, penyaluran energi,
stimulasi sensori dan orientasi realitas.
Tujuan
Terapi aktivitas
kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi psikoterapis terhadap sejumlah
klien pada waktu yang sama untuk memantau dan meningkatkan hubungan
interpersonal antar anggota.
Secara umum tujuan
terapi aktivitas kelompok adalah meningkatkan kemampuan uji realitas melalui
komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain, melakukan sosialisasi,
meningkatkan kesadaran terhadap hubungan reaksi emosi dengan tindakan atau
perilaku denfensif, dan meningkatkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif
dan afektif. Secara khusus tujuannya adalah meningkatkan identitas diri,
menyalurkan emosi secara konstruktif, meningkatkan ketrampilan hubungan
interpersonal atau social.
Di samping itu tujuan
rehabilitasinya adalah meningkatkan ketrampilan ekspresi diri, social,
meningkatkan kepercayaan diri, empati, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
pemecahan masalah.
Karakteristik Pasien
Berdasarkan pengamatan
dan kajian status klien maka karakteristik klien yang dilibatkan dalam terapi
aktivitas kelompok ini adalah klien dengan masalah keperawatan seperti resiko
mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan, perilaku kekerasan, defisit
perawatan diri, isolasi social : menarik diri, dan perubahan persepsi sensori.
Landasan Teori
1. Model Terapi
Aktivitas Kelompok
- Focal conflic model
- Dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari dan berfokus pada kelompok individu. Tugas leader adalah membantu kelompok memahami konflik dan membantu penyelesaian masalah. Misal ; adanya perbedaan pendapat antar anggota, bagaimana masalah ditanggapi anggota dan leader mengarahkan alternatif penyelesaian masalah.
- Model komunikasi
- Dikembangkan berdasarkan teori dan prinsip komunikasi, bahwa tidak efektifnya komunikasi akan membawa kelompok menjadi tidak puas. Tujuan membantu meningkatkan ketrampilan interpersonal dan social anggota kelompok. Tugas leader adalah memfasilitasi komunikasi yang efektif antar anggota dan mengajarkan pada kelompok bahwa perlu adanya komunikasi dalam kelompok, anggota bertanggung jawab terhadap apa yang diucapkan, komunikasi pada semua jenis : verbal, non verbal, terbuka dan tertutup, serta pesan yang disampaikan harus dipahami orang lain.
- Model interpersonal
- Tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkan melalui hubungan interpersonal dalam kelompok. Pada model ini juga menggambarkan sebab akibat tingkah laku anggota merupakan akibat dari tingkah laku anggota yang lain. Terapis bekerja dengan individu dan kelompok, anggota belajar dari interaksi antar anggota dan terapist. Melalui proses ini, tingkah laku atau kesalahan dapat dikoreksi dan dipelajari.
- Model psikodrama
- Dengan model ini dapat memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu, sesuai peran yang diperagakan. Anggota diharapkan dapat memainkan peran sesuai peristiwa yang pernah dialami.
2. Metoda
- Kelompok didaktik
- Kelompok social terapeutik
- Kelompok insipirasi represif
- Psikodrama
- Kelompok interaksi bebas
3. Fokus Terapi
Aktivitas Kelompok
- Orientasi realitas
- Maksudnya adalah memberikan terapi aktivitas kelompok yang mengalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan tempat. Tujuan adalah klien mampu mengidentifikasi stimulus internal (pikiran, perasaan, sensasi somatic) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi alam sekitar), klien dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan, pembicaraan klien sesuai realitas, klien mampu mengenal diri sendiri dan klien mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat. Karakteristik klien : gangguan orientasi realita (GOR), halusinasi, waham, ilusi dan depersonalisasi yang sudah dapat berinteraksi dengan orang lain, klien kooperatif, dapat berkomunikasi verbal dengan baik, dan kondisi fisik dalam keadaan sehat.
- Sosialisasi
- Maksudnya adalah memfasilitasi psikoterapist untuk memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal, memberi tanggapan terhadap orang lain, mengekspresikan ide dan tukar persepsi dan menerima stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan. Tujuan meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok, berkomunikasi, saling memperhatikan, memberikan tanggapan terhadap orang lain, mengekspresikan ide serta menerima stimulus eksternal. Karakteritistik klien : kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan ruangan, sering berada di tempat tidur, menarik diri, kontak social kurang, harga diri rendah, gelisah ,curiga, takut dan cemas, tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya, jawaban sesuai pertanyaan, dan dapat membina trust, mau berinteraksi dan sehat fisik.
- Stimulasi persepsi
- Maksudnya adalah membantu klien yang mengalami kemunduran orientasi, stimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir dan afektif serta mengurangi perilaku mal adaptif. Tujuan meningkatkan kemampuan orientasi realita, memusatkan perhatian, intelektual, mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang lain dan mengemukakan perasaannya. Karakteristik klien : gangguan persepsi yang berhubungan dengan nilai – nilai, menarik diri dari realita, inisiati atau ide – ide yang negatif, kondisi fisik sehat, dapat berkomunikasi verbal, kooperatif dan mengikuti kegiatan.
- Stimulasi sensori
- Maksudnya adalah menstimulasi sensori pada klien yang mengalami kemunduran sensoris. Tujuan meningkatkan kemampuan sensori, memusatkan perhatian, kesegaran jasmani, dan mengekspresikan perasaan.
- Penyaluran energi
- Maksudnya adalah untuk menyalurkan energi secara konstruktif. Tujuan menyalurkan energi dari destruktif menjadi konstruktif, mengekspresikan perasaan dan meningkatkan hubungan interpersonal.
4. Tahap – tahap dalam
terapi aktivitas kelompok.
Menurut Yalom yang
dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase dalam terapi aktivitas
kelompok adalah sebagai berikut :
a. Pre kelompok
- Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika memungkian biaya dan keuangan.
b. Fase awal
Pada fase ini terdapat
3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik atau kebersamaan.
- Orientasi.
- Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.
- Konflik
- Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan saling ketergantungan yang akan terjadi.
- Kebersamaan
- Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai menemukan siapa dirinya.
c. Fase kerja
- Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian masalah yang kreatif.
d. Fase terminasi
- Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.
e. Peran Perawat dalam
terapi aktivitas kelompok.
- Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.
- Sebagai leader dan co leader
- Sebagai fasilitator
- Sebagai observer
- Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan
Pelaksanaan
Pelaksanaan dan uraian
kegiatan sesuai macam terapi aktivitas kelompok dapat dilihat pada lampiran –
lampiran.
Comments
Post a Comment