KIMIA LINGKUNGAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam era globalisasi ini ada banyak
efek dari reaksi, transpor, dan nasib zat kimia di lingkungan udara, tanah, dan air; serta efek aktivitas manusia
terhadapnya.berbagai macam hal yang berkaitan dengan lingkungan, oleh karena
itu kita sebaiknya mempelajari ilmu-ilmu tentang lingkungan seperti: Kimia
lingkungan yang mengajarkan
ilmu antar disiplin yang
memasukkan ilmu kimia atmosfer, akuatik, dan tanah, dan juga sangat bergantung dengan kimia analitik,
ilmu lingkungan, dan bidang-bidang ilmu lainnya.
Kimia lingkungan pertama kali
mempelajari bagaimana cara kerja lingkungan yang
tak terkontaminasi, zat kimia
apa dan berapa konsentrasi yang ada secara alami, dan apa efeknya. Tanpa hal ini,
mustahil untuk mempelajari secara akurat efek manusia terhadap lingkungan
dengan pelepasan zat kimia.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah kimia lingkungan itu?
2.
Apa-apa saja yang mencakup di dalamnya?
C.
Tujuan
Pembuatan Makalah
1. Mengetahui
apa definisi kimia lingkungan itu
2. Mengetahui
apa-apa saja yang mencakup di dalamnya
3. Mengetahui
efek dari bahan kimia yang terdapat pada lingkungan
4. Mengetahui
penanggulangan pada efek kimia lingkungan
5. Mengetahui
pencegahan terhadap kimia lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kimia Lingkungan
DEFINISI
Kimia lingkungan adalah studi ilmiah terhadap fenomena
kimia dan biokimia yang
terjadi di alam. Bidang
ilmu ini dapat didefinisikan sebagai studi terhadap sumber, reaksi, transpor,
efek, dan nasib zat kimia di lingkungan udara, tanah, dan air; serta efek aktivitas manusia
terhadapnya. Kimia lingkungan adalah ilmu antardisiplin yang memasukkan ilmu kimia atmosfer,
akuatik, dan tanah, dan juga sangat bergantung dengan kimia analitik,
ilmu lingkungan, dan bidang-bidang ilmu lainnya.
Kimia lingkungan pertama kali
mempelajari bagaimana cara kerja lingkungan yang
tak terkontaminasi, zat kimia
apa dan berapa konsentrasi yang ada secara alami, dan apa efeknya. Tanpa hal
ini, mustahil untuk mempelajari secara akurat efek manusia terhadap lingkungan
dengan pelepasan zat kimia.
B. Masalah lingkungan yang berkaitan
dengan penggunaan plastik
Tidak seperti bahan-bahan alam lainnya, plastik bersifat non-biodegradable.
Umumnya sampah plastik ditangani dengan cara dikubur atau dibakar dalam incinerator.
Namun, kedua cara tersebut belum menyelesaikan masalah. Plastik yang
dikubur tidak akan membusuk sementara lahan tempat mengubur plastik semakin
sulit. Pembakaran plastik akan menyebabkan polusi. Misalnya, pembakaran PVC
menghasilkan gas hidrogen klorida (HCl) atau gas klorin (Cl2). Berikut beberapa
cara yang dipertimbangkan untuk menangani plastik.
1. Daur ulang
Plastik termoplas dapat dibentuk ulang melalui pemanasan.
Dapat juga didepolimerisasi sehingga diperoleh kembali monomernya. Akan
tetapi, sulit sekali memilah sampah plastik menurut jenisnya. Sampah plastik
seringkali merupakan campuran dari berbagai jenis. Dengan demikian juga
mengandung plasticiser, pigmen warna, dan campuran bahan lainnya. Akibatnya,
hasil daur ulangnya paling merupakan plastik dengan mutu yang lebih rendah dan
kurang nilai ekonomisnya.
Di negara maju yang penduduknya sadar lingkungan, produsen
mencantumkan kode yang menyatakan jenis plastik. Lalu di tempat-tempat umum disediakan tempat
sampah dengan berbagai kode, sehingga masyarakat dapat membuang sampah plastik
menurut jenisnya.
2. Membuat plastik yang biodegradable
Dengan membuat plastik yang biodegradable, maka plastik akan
hancur dalam beberapa tahun.
3. Pirolisis
Apabila plastik dipanaskan hingga 7000C tanpa
udara, maka molekul plastik akan terurai membentuk molekul-molekul sederhana.
Campuran plastik yang biasa, seperti politena, polipropilena atau polistirena,
ketika dipirolisis akan menghasilkan hidrokarbon sederhana serta etena atau propena atau benzena.
Senyawa tersebut dapat dipisahkan melalui destilasi bertingkat. Hasilnya
kemudian dapat digunakan untuk membuat berbagai bahan kimia termasuk plastik.
Untuk sekarang ini, pirolisis dinilai tidak ekonomis, karena masih tersedia
bahan baku yang lebih murah, yaitu dari minyak bumi dan gas alam. Keuntungan yang diperoleh dari cara
pirolisis, salah satunya adalah kita dapat menyortir limbah plastik menurut
jenisnya.
C. Terjadinya
Pencemaran Udara dan Penanggulangannya
Terjadinya
pencemaran udara
Kelembaban udara bergantung pada konsentrasi uap air, dan
H2O yang berbeda-beda konsentrasinya di setiap daerah. Kondisi udara di
dalam atmosfer tidak pernah ditemukan dalam keadaan bersih, melainkan
sudah tercampur dengan gas-gas lain dan partikulat-partikulat yang tidak kita
perlukan. Gas-gas dan partikulat-partikulat yang berasal dari aktivitas alam
dan juga yang dihasilkan dari aktivitas manusia ini terus-menerus masuk ke
dalam udara dan mengotori/mencemari udara di lapisan atmosfer khususnya lapisan
troposfer. Apabila bahan pencemar tersebut dari hasil pengukuran dengan
parameter yang telah ditentukan oleh WHO konsentrasi bahan pencemarnya melewati
ambang batas (konsentrasi yang masih bisa diatasi), maka udara dinyatakan dalam
keadaan tercemar. Pencemaran udara terjadi apabila mengandung satu macam atau
lebih bahan pencemar diperoleh dari hasil proses kimiawi seperti gas-gas CO,
CO2, SO2, SO3, gas dengan konsentrasi tinggi atau kondisi fisik seperti suhu
yang sangat tinggi bagi ukuran manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Adanya
gas-gas tersebut dan partikulat-partikulat dengan konsentrasi melewati ambang
batas, maka udara di daerah tersebut dinyatakan sudah tercemar. Dengan
menggunakan parameter konsentrasi zat pencemar dan waktu lamanya kontak antara
bahan pencemar atau polutan dengan lingkungan (udara), WHO menetapkan empat
tingkatan pencemaran sebagai berikut:
- Pencemaran tingkat pertama; yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian bagi manusia.
- Pencemaran tingkat kedua; yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan kerugian bagi manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.
- Pencemaran tingkat ketiga; yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksi pada faal tubuh dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.
- Pencemaran tingkat keempat; yaitu pencemaran yang telah menimbulkan sakit akut dan kematian bagi manusia maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Pencemaran
Udara Yang Terjadi Di Indonesia
Indonesia merupakan negara di dunia yang paling banyak
memiliki gunung berapi (sekitar 137 buah dan 30% masih dinyatakan aktif). Oleh
sebab itu Indonesia mudah mengalami pencemaran secara alami. Selain itu adanya
kebakaran hutan akibat musim kemarau panjang ataupun pembakaran hutan yang
disengaja untuk memenuhi kebutuhan seperti terjadi di Kalimantan dan di
Sumatera dalam tahun 1997 dan tahun 1998 menyebabkan terjadinya pencemaran yang
cukup menghawatirkan, karena asap tebal hasil kebakaran tersebut menyeberang ke
negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Asap tebal dari hasil kebakaran
hutan ini sangat merugikan, baik dalam segi ekonomi, transportasi (udara, darat
dan laut) dan kesehatan. Akibat asap tebal tersebut menyebabkan terhentinya
alat-alat transportasi karena dikhawatirkan akan terjadi tabrakan. Selain itu
asap itu merugikan kesehatan yaitu menyebabkan sakit mata, radang tenggorokan,
radang paru-paru dan sakit kulit. Pencemaran udara lainnya berasal dari limbah
berupa asap yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar kedaraan bermotor dan
limbah asap dari industri.
Cara
penanggulangannya
Untuk dapat menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat
dilakukan beberapa usaha antara lain: mengganti bahan bakar kendaraan bermotor
dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan gas karbon monoksida dan diusahakan
pula agar pembakaran yang terjadi berlangsung secara sempurna, selain itu
pengolahan/daur ulang atau penyaringan limbah asap industri, penghijauan untuk
melangsungkan proses fotosintesis (taman bertindak sebagai paru-paru kota), dan
tidak melakukan pembakaran hutan secara sembarangan, serta melakukan
reboisasi/penanaman kembali pohon-pohon
pengganti yang penting adalah untuk membuka lahan tidak dilakukan pembakaran
hutan, melainkan dengan cara mekanik.
Dampak
positif
Pencemaran udara selain memberikan dampak negatif, juga
dapat memberikan dampak positif antara lain, lahar dan partikulat-partikulat
yang disemburkan gunung berapi yang meletus, bila sudah dingin menyebabkan
tanah menjadi subur, pasir dan batuan yang dikeluarkan gunung berapi yang
meletus dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Gas karbon monoksida bila
bereaksi dengan oksigen di udara menghasilkan gas karbon dioksida bisa
dimanfaatkan bagi tumbuh-tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis untuk
menghasilkan karbohidrat yang sangat berguna bagi makhluk hidup.
Zat-zat
Pencemar dan Pencemaran Udara
Adanya gas-gas dan partikulat-partikulat tersebut, baik yang
diperoleh secara alami dari gunung berapi, pelapukan tumbuh-tumbuhan, ledakan
gunung berapi dan kebakaran hutan, maupun yang diperoleh dari kegiatan manusia
ini akan mengganggu siklus yang ada di udara dan dengan sendirinya akan
mengganggu sistem keseimbangan dinamik di udara, sehingga dapat menyebabkan
terjadinya pencemaran udara.
Gas-gas
CO, SO2, H2S, partikulat padat dan partikulat cair yang dapat mencemari udara secara
alami ini disebut bahan pencemar udara alami, sedangkan yang dihasilkan
karena kegiatan manusia disebut bahan pencemar buatan.
Untuk kepentingan kesejahteraan makhluk hidup di alam
semesta ini telah terjadi sistem keseimbangan dinamik melalui berbagai
macam siklus yang telah diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu contoh
adalah siklus nitrogen dan siklus karbon.
Gambar
1 Siklus nitrogen
Sumber:
“Environmental Science”, third edition, 1984, Jonathan Turk & Amos
Turk, hal. 52
Bahan pencemar yang dihasilkan oleh kegiatan manusia ini
konsentrasinya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan yang sudah ada di
udara, terjadi secara alami, sehingga dapat mengganggu sistem kesetimbangan
dinamik di udara dan dengan demikian dapat mengganggu kesejahteraan manusia dan
lingkungannya.
Gambar
2 Siklus karbon
Sumber:
“Environmental Science”, third edition, 1983, hal. 50
Sumber bahan pencemar udara ada lima macam yang merupakan
penyebab utama (sekitar 90%) terjadinya pencemaran udara global di seluruh
dunia yaitu:
- Gas karbon monoksida, CO
- Gas-gas nitrogen oksida, NOx
- Gas hidrokarbon, CH
- Gas belerang oksida, SOx
- Partikulat-partikulat (padat dan cair)
Gas karbon monoksida merupakan bahan pencemar yang paling
banyak terdapat di udara, sedangkan bahan pencemar berupa partikulat (padat
maupun cair) merupakan bahan pencemar yang sangat berbahaya (sifat racunnya
sekitar 107 kali dari sifat racunnya gas karbon monoksida).
a). Gas karbon monoksida, CO
Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak
berbau, tidak mempunyai rasa, titik didih -192º C, tidak larut dalam air dan
beratnya 96,5% dari berat udara. Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas karbon
monoksida antara lain:
- Pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar atau senyawa senyawa karbon lainnya:
2
C + O 2 ? 2 CO
- Reaksi antara gas karbon dioksida dengan karbon dalam proses industri yang terjadi dalam tanur:
CO2
+ C ? 2 CO
- Penguraian gas karbon dioksida pada suhu tinggi:
2
CO2 ? 2 CO + O 2
- Gas karbon monoksida yang dihasilkan secara alami yang masuk ke atmosfer lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang dihasilkan dari kegiatan manusia.
b). Gas-gas Nitrogen oksida, NOx
Gas-gas Nitrogen oksida yang ada di udara adalah Nitrogen
monoksida NO, dan Nitrogen dioksida NO2 termasuk bahan pencemar udara. Gas
Nitrogen monoksida tidak berwarna, tidak berbau, tetapi gas nitrogen dioksida
berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam dan menyebabkan orang menjadi lemas.
Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas NO dan NO2 antara lain:
(1210 – 1765)ºC
2 N + O2
? 2 NO
2 NO +
O2 ? 2 NO
c). Hidrokarbon CH
Sumber terbesar senyawa hidrokarbon adalah tumbuhtumbuhan.
Gas metana CH4 adalah senyawa hidrokarbon yang banyak dihasilkan dari
penguraian senyawa organik oleh bakteri anaerob yang terjadi dalam air, dalam
tanah dan dalam sedimen yang masuk ke dalam lapisan atmosfer:
2
(CH2O)n ? CO2 + CH4
d). Gas-gas belerang oksida SOx
Gas belerang dioksida SO2 tidak berwarna, dan berbau sangat
tajam. Gas belerang dioksida dihasilkan dari pembakaran senyawasenyawa yang
mengandung unsur belerang. Gas belerang dioksida SO2 terdapat di udara biasanya
bercampur dengan gas belerang trioksida SO3 dan campuran ini diberi simbol
sebagai SOx.
S + O2 ?
SO2
2 SO2 + O 2 ? 2
SO3
e). Partikulat
Yang dimaksud dengan partikulat adalah berupa
butiran-butiran kecil zat padat dan tetes-tetes air. Partikulat-partikulat ini
banyak terdapat dalam lapisan atmosfer dan merupakan bahan pencemar udara yang
sangat berbahaya.
D. Pengaruh
Pencemaran Air terhadap Kehidupan Akuatik
Bahan macam makhluk yang hidup dalam air antara lain
bermacam-macam ikan, buaya, penyu, katak, mikroorganisme, ganggang, tanaman air
dan lumut. Kesemuanya termasuk dalam kehidupan akuatik. Apabila sumber air
tempat kehidupan akuatik tercemar, maka siklus makanan dalam air terganggu dan
ekosistem air/kehidupan akuatik akan terganggu pula. Misal organisme yang
kecil/lemah seperti plankton banyak yang mati karena banyak keracunan bahan
tercemar, ikan-ikan kecil pemakan plankton banyak yang mati karena kekurangan
makanan, demikian pula ikan-ikan yang lebih besar pemakan ikan-ikan kecil bila
kekurangan makanan akan mati.
Kehidupan
akuatik dapat pula terganggu karena:
a)
Perairan kekurangan kadar oksigen atau sinar matahari yang disebabkan air
menjadi keruh oleh pencemaran tanah/lumpur.
b)
Permukaan perairan tertutup oleh lapisan bahan pencemar minyak atau busa
deterjen, sehingga sinar matahari dan oksigen yang diperlukan untuk kehidupan
akuatik tidak dapat menembus permukaan air masuk ke dalam air.
c)
Berkurang/habisnya kadar oksigen dalam proses pengairan bahan pencemar senyawa
organik.
d)
Permukaan air tertutup oleh tanaman air seperti enceng gondok sebagai bahan
pencemar yang tumbuh subur oleh adanya bahan pencemar berupa makanan penyubur
tanaman seperti senyawasenyawa fosfat, nitrat.
e)
Peningkatan suhu air karena adanya bahan pencemar panas dari industri-industri
yang menggunakan air sebagai pendingin, atau sebagai air bangunan dari
pembangkit tenaga listrik.
Sumber dan Bahan Pencemar Air
Pencemaran air terjadi apabila dalam air terdapat berbagai
macam zat atau kondisi (misal Panas) yang dapat menurunkan standar kualitas air
yang telah ditentukan, sehingga tidak dapat digunakan untuk kebutuhan tertentu.
Suatu sumber air dikatakan tercemar tidak hanya karena tercampur dengan bahan
pencemar, akan tetapi apabila air tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan
tertentu, Sebagai contoh suatu sumber air yang mengandung logam berat atau
mengandung bakteri penyakit masih dapat digunakan untuk kebutuhan industri atau
sebagai pembangkit tenaga listrik, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk
kebutuhan rumah tangga (keperluan air minum, memasak, mandi dan mencuci).
Sumber penyebab
terjadinya Pencemaran Air
Ada beberapa penyebab terjadinya pencemaran air antara lain
apabila air terkontaminasi dengan bahan pencemar air seperti sampah rumah
tangga, sampah lembah industri, sisa-sisa pupuk atau pestisida dari daerah
pertanian, limbah rumah sakit, limbah kotoran ternak, partikulat-partikulat
padat hasil kebakaran hutan dan gunung berapi yang meletus atau endapan hasil
erosi tempat-tempat yang dilaluinya.
Bahan Pencemar
air
Pada
dasarnya Bahan Pencemar Air dapat dikelompokkan menjadi:
a)
Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu sampah
yang mengandung senyawa organik, misalnya sampah industri makanan, sampah
industri gula tebu, sampah rumah tangga (sisa-sisa makanan), kotoran
manusia dan kotoran hewan, tumbuhtumbuhan dan hewan yang mati. Untuk proses
penguraian sampahsampah tersebut memerlukan banyak oksigen, sehingga apabila
sampah-sampah tersbut terdapat dalam air, maka perairan (sumber air) tersebut
akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan organisme dalam air akan mati kekurangan
oksigen. Selain itu proses penguraian sampah yang mengandung protein
(hewani/nabati) akan menghasilkan gas H2S yang berbau busuk, sehingga air tidak
layak untuk diminum atau untuk mandi.
C, H, S, N, +
O2 ? CO2 + H2O + H2S + NO + NO2
Senyawa organik
b)
Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit, yaitu bahan pencemar yang
mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli yang dapat menyebabkan penyakit
saluran pencernaan (disentri, kolera, diare, types) atau penyakit kulit. Bahan
pencemar ini berasal dari limbah rumah tangga, limbah rumah sakit atau dari
kotoran hewan/manusia.
c)
Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral
misalnya logam-logam berat seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), Timah hitam
(pb), tembaga (Cu), garam-garam anorganik. Bahan pencemar berupa logam-logam
berat yang masuk ke dalam tubuh biasanya melalui makanan dan dapat tertimbun
dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa saluran pencernaan lainnya
sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut.
d)
Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yaitu senyawa
organik berasal dari pestisida, herbisida, polimer seperti plastik, deterjen,
serat sintetis, limbah industri dan limbah minyak. Bahan pencemar ini tidak
dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme, sehingga akan menggunung dimana-mana dan
dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup.
e)
Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti senyawa nitrat,
senyawa fosfat dapat menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dengan pesat
sehingga menutupi permukaan air. Selain itu akan mengganggu ekosistem air,
mematikan ikan dan organisme dalam air, karena kadar oksigen dan sinar matahari
berkurang. Hal ini disebabkan oksigen dan sinar matahari yang diperlukan
organisme dalam air (kehidupan akuatik) terhalangi dan tidak dapat masuk ke
dalam air.
f)
Bahan pencemar berupa zat radioaktif, dapat menyebabkan penyakit kanker,
merusak sel dan jaringan tubuh lainnya. Bahan pencemar ini berasal dari limbah
PLTN dan dari percobaan-percobaan nuklir lainnya.
g)
Bahan pencemar berupa endapan/sedimen seperti tanah dan lumpur akibat
erosi pada tepi sungai atau partikulat-partikulat padat/lahar yang disemburkan
oleh gunung berapi yang meletus, menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar
matahari berkurang, dan air kurang mampu mengasimilasi sampah.
h)
Bahan pencemar berupa kondisi (misalnya panas), berasal dari limbah
pembangkit tenaga listrik atau limbah industri yang menggunakan air sebagai
pendingin. Bahan pencemar panas ini menyebabkan suhu air meningkat tidak sesuai
untuk kehidupan akuatik (organisme, ikan dan tanaman dalam air). Tanaman, ikan
dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi senyawa-senyawa organik. Untuk
proses penguraian senyawa organik ini memerlukan oksigen, sehingga terjadi
penurunan kadar oksigen dalam air.
Secara
garis besar bahan pencemar air tersebut di atas dapat dikelompokkan menjadi:
- Bahan pencemar organik, baik yang dapat mengalami penguraian oleh mikroorganisme maupun yang tidak dapat mengalami penguraian.
- Bahan pencemar anorganik, dapat berupa logam-logam berat, mineral (garam-garam anorganik seperti sulfat, fosfat, halogenida, nitrat)
- Bahan pencemar berupa sedimen/endapan tanah atau lumpur.
- Bahan pencemar berupa zat radioaktif e) Bahan pencemar berupa panas
Parameter dan
standar kualitas air
Telah Anda ketahui bahwa sumber air dikatakan tercemar
apabila mengandung bahan pencemar yang dapat mengganggu kesejahteraan makhluk
hidup (hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan) dan lingkungan. Akan tetapi air yang
mengandung bahan pencemar tertentu dikatakan tercemar untuk keperluan tertentu,
misalnya untuk keperluan rumah tangga belum tentu dapat dikatakan tercemar
untuk keperluan lain. Dengan demikian standar kualitas air untuk setiap
keperluan akan berbeda, bergantung pada penggunaan air tersebut, untuk
keperluan rumah tangga berbeda dengan standar kualitas air untuk keperluan lain
seperti untuk keperluan pertanian, irigasi, pembangkit tenaga listrik dan
keperluan industri. Dengan demikian tentunya parameter yang digunakan pun akan
berbeda pula.
Sesuai
dengan bahan pencemar yang terdapat dalam sumber air, maka parameter yang biasa
digunakan untuk mengetahui standar kualitas air pun berdasarkan pada bahan
pencemar yang mungkin ada, antara lain dapat dilihat dari:
- warna, bau, dan/atau rasa dari air.
- Sifat-sifat senyawa anorganik (pH, daya hantar spesifik, daya larut oksigen, daya larut garam-garam dan adanya logam-logam berat).
- Adanya senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam sumber air (misal CHCl3, fenol, pestisida, hidrokarbon).
- Keradioaktifan misal sinar ß.
- Sifat bakteriologi (misal bakteri coli, kolera, disentri, typhus dan masih banyak lagi).
Pengaruh Pencemaran Air terhadap Hewan,
Tumbuh-tumbuhan, dan Tubuh Manusia
Diantara sekian banyak bahan pencemar air ada yang beracun
dan berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Telah anda pelajari bahwa bahan
pencemar air antara lain ada yang berupa logam-logam berat seperti arsen (As),
kadmium (Cd), berilium (Be), Boron (B), tembaga (Cu), fluor (F), timbal (Pb),
air raksa (Hg), selenium (Se), seng (Zn), ada yang berupa oksida-oksida karbon
(CO dan CO2), oksidaoksida nitrogen (NO dan NO2), oksida-oksida belerang (SO2
dan SO3), H2S, asam sianida (HCN), senyawa/ion klorida, partikulat padat
seperti asbes, tanah/lumpur, senyawa hidrokarbon seperti metana, dan heksana.
Bahan-bahan pencemar ini terdapat dalam air, ada yang berupa larutan ada pula
yang berupa partikulat-partikulat, yang masuk melalui bahan makanan yang
terbawa ke dalam pencernaan atau melalui kulit.
Bahan pencemar unsur-unsur di atas terdapat dalam air di
alam ataupun dalam air limbah. Walaupun unsur-unsur diatas dalam jumlah kecil?
sensial/diperlukan dalam makanan hewan maupun tumbuhtumbuhan, akan tetapi
apabila jumlahnya banyak akan bersifat racun, contoh tembaga (Cu), seng (Zn)
dan selenium (Se) dan molibdium esensial untuk tanaman tetapi bersifat racun
untuk hewan.
Air merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan di muka bumi
terutama bagi manusia. Oleh karena itu apabila air yang akan digunakan
mengandung bahan pencemar akan mengganggu kesehatan manusia, menyebabkan
keracunan bahkan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian apabila
bahan pencemar itu tersebut menumpuk dalam jaringan tubuh manusia.
Bahan pencemar yang menumpuk dalam jaringan organ tubuh dapat
meracuni organ tubuh tersebut, sehingga organ tubuh tidak dapat berfungsi lagi
dan dapat menyebabkan kesehatan terganggu bahkan dapat sampai meninggal.
Selain bahan pencemar air seperti tersebut di atas ada juga
bahan pencemar berupa bibit penyakit (bakteri/virus) misalnya bakteri coli,
disentri, kolera, typhus, para typhus, lever, diare dan bermacammacam penyakit
kulit. Bahan pencemar ini terbawa air permukaan seperti air sungai dari buangan
air rumah tangga, air buangan rumah sakit, yang membawa kotoran manusia atau
kotoran hewan.
Penanggulangan terhadap Terjadinya Pencemaran Air dan
Pengolahan Limbah
Penanggulangan
terjadinya pencemaran air
Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam
aktivitas kita dalam memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah
terjadinya bahan pencemar antara lain tidak membuang sampah rumah tangga,
sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak membuang
ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan. Tidak menggunakan pupuk
dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan mencemari
air di lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena
senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang
dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air.
Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya
adanya jumlah logam-logam berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia,
logam berat ini dapat meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh
memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat meskipun diperlukan dalam
jumlah kecil. Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam
tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk
menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan logam-logam berat, maka limbah industri
hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan.
Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada
proses penanggulangan terhadap pencemaran yang telah terjadi.
Pengolahan
limbah
Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan,
dialirkan ke sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang
disediakan, kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak
menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak
dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri
sendiri.
Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat
sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian
diolah menjadi bahan lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset.
Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang
tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.
E. Sumber dan
Komponen Bahan Pencemar Tanah
Sumber
Bahan Pencemar Tanah
Karena pencemar tanah mempunyai hubungan erat dengan
pencemaran udara dan pencemaran air, makan sumber pencemar udara dan sumber
pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh
gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan
pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan
terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.
Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat
radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah
rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah
deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah
daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan
tanah yang tercemar tersebut.
Dari pembahasan tersebut di atas, maka sumber bahan pencemar
tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari:
a. Sampah rumah
tangga, sampah pasar dan sampah rumah sakit.
b. Gunung
berapi yang meletus/kendaraan bermotor.
c. Limbah
industri.
d. Limbah
reaktor atom/PLTN.
Komponen
Bahan Pencemar Tanah
Komponen-komponen bahan pencemar yang diperoleh dari
sumber-sumber bahan pencemar tersebut di atas antara lain berupa:
a)
Senyawa organik yang dapat membusuk karena diuraikan oleh mikroorganisme,
seperti sisa-sisa makanan, daun, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati.
b)
Senyawa organik dan senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan/ diuraikan
oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas
bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur.
c)
Pencemar Udara berupa gas yang larut dalam air hujan seperti oksida nitrogen
(NO dan NO2), oksida belerang (SO2 dan SO3), oksida karbon (CO dan CO2),
menghasilkan hujan asam yang akan menyebabkan tanah bersifat asam dan merusak
kesuburan tanah/ tanaman.
d)Pencemar
berupa logam-logam berat yang dihasilkan dari limbah?industri seperti Hg, Zn,
Pb, Cd dapat mencemari tanah.
e)
Zat radioaktif yang dihasilkan dari PLTN, reaktor atom atau dari percobaan lain
yang menggunakan atau menghasikan zat radioaktif.
Cara Pencegahan dan Penanggulangan Bahan Pencemar
Tanah
Pencegahan dan penanggulangan merupakan dua tindakan yang
tidak dapat dipisah-pisahkan dalam arti biasanya kedua tindakan ini dilakukan
untuk saling menunjang, apabila tindakan pencegahan sudah tidak dapat
dilakukan, maka dilakukan langkah tindakan. Namun demikian pada dasarnya kita
semua sependapat bahwa tindakan pencegahan lebih baik dan lebih diutamakan
dilakukan sebelum pencemaran terjadi, apabila pencemaran sudah terjadi baik
secara alami maupun akibat aktivisas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
baru kita lakukan tindakan penanggulangan.
Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap
terjadinya pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam
bahan pencemar yang perlu ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan
penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan
sebagai berikut:
Langkah
pencegahan
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha
untuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi
terjadinya bahan pencemar, antara lain:
1)
Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain
dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan
terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk. Untuk mengurangi
terciumnya bau busuk dari gas-gas yang timbul pada proses pembusukan, maka
penguburan sampah dilakukan secara berlapis-lapis dengan tanah.
2)
Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh
mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat
terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan
pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara
daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat
digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
3)
Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan
mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar
dilakukan proses pemurnian.
4)
Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumur-sumur atau tangki dalam jangka
waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya, baru dibuang ke tempat yang jauh
dari pemukiman, misal pulau karang, yang tidak berpenghuni atau ke dasar lautan
yang sangat dalam.
5)
Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai
dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
6)
Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat
dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
Langkah
penanggulangan
Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan
penanggulangan terhadap pencemara tersebut. Tindakan penanggulangan pada
prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah bahan pencemar atau
mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat. Tanah dapat berfungsi sebagaimana
mestinya, tanah subur adalah tanah yang dapat ditanami dan terdapat
mikroorganisme yang bermanfaat serta tidak punahnya hewan tanah. Langkah
tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan antara lain dengan cara:
1)
Sampah-sampah organik yang tidak dapat dimusnahkan (berada dalam jumlah cukup
banyak) dan mengganggu kesejahteraan hidup serta mencemari tanah, agar diolah
atau dilakukan daur ulang menjadi barangbarang lain yang bermanfaat, misal
dijadikan mainan anak-anak, dijadikan bahan bangunan, plastik dan serat
dijadikan kesed atau kertas karton didaur ulang menjadi tissu, kaca-kaca di
daur ulang menjadi vas kembang, plastik di daur ulang menjadi ember dan masih
banyak lagi cara-cara pendaur ulang sampah.
2)
Bekas bahan bangunan (seperti keramik, batu-batu, pasir, kerikil, batu
bata, berangkal) yang dapat menyebabkan tanah menjadi tidak/kurang subur,
dikubur dalam sumur secara berlapis-lapis yang dapat berfungsi sebagai resapan
dan penyaringan air, sehingga tidak menyebabkan banjir, melainkan tetap berada
di tempat sekitar rumah dan tersaring. Resapan air tersebut bahkan bisa masuk
ke dalam sumur dan dapat digunakan kembali sebagai air bersih.
3)
Hujan asam yang menyebabkan pH tanah menjadi tidak sesuai lagi untuk tanaman,
maka tanah perlu ditambah dengan kapur agar pH asam berkurang.
Dengan melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan
terhadap terjadinya pencemaran lingkungan hidup berarti kita melakukan
pengawasan, pengendalian, pemulihan, pelestarian dan pengembangan terhadap
pemanfaatan lingkungan yang
telah disediakan dan diatur oleh Allah sang pencipta, dengan demikian berarti
kita mensyukuri anugerah-Nya.
F. Natrium
nitrit atau sodium nitrit
Natrium nitrit merupakan zat tambahan pangan yang digunakan
sebagai pengawet pada pengolahan daging. Natrium nitrit juga berfungsi sebagai
bahan pembentuk faktor-faktor sensori yaitu warna, aroma, dan cita rasa. Oleh
karena itu dalam industri makanan kaleng penggunaan zat pengawet ini sangat
penting karena dapat menyebabkan warna daging olahannya menjadi merah atau pink
dan nampak segar sehingga produk olahan daging tersebut disukai oleh konsumen.
Menurut peraturan menteri kesehatan RI nomor
722/Menkes/Per/IX/88 tentang bahan tambahan makanan menyatakan bahwa kadar
nitrit yang diijinkan pada produk akhir daging proses adalah 200 ppm. Sedangkan
USDA (United States Departement Of Agriculture) membatasi penggunaan
maksimum nitrit sebagai garam sodium atau potasium yaitu 239,7 g/100 L larutan
garam, 62,8 g/100 kg daging untuk daging curing kering atau 15,7 g/100 kg
daging cacahan untuk sosis.
Bagi anak-anak dan orang dewasa pemakaian makanan yang
mengandung nitrit ternyata membawa pengaruh yang kurang baik. Nitrit bersifat
toksin bila dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Nitrit dalam tubuh dapat
mengurangi masuknya oksigen ke dalam sel-sel atau otak.
Menurut
beberapa ahli kimia nitrit yang masuk ke dalam tubuh melalui bahan pengawet
makanan akan bereaksi dengan amino dalam reaksi yang sangat lambat membentuk
berbagai jenis nitrosamin yang kebanyakan bersifat karsinogenik kuat.
Hasil penelitian Magee dan Barnes (1954) menunjukkan bahwa
nitrosodimetilamin merupakan senyawa racun bagi hati yang dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan hati pada beberapa presies hewan termasuk manusia.
Penelitian lebih lanjut menunjukkan nitrisodimetilamin juga merupakan kasinogen
kuat, yang dapat menimbulkan tumor terutama pada hati dan ginjal tikus
pecobaan.
Dari hasil percobaan terhadap tikus, 500 ppm dari
nitrosamine menyebabkan tumor hati malignant dalam waktu 26 – 40 minggu. Pada
dosis yang lebih tinggi lagi menyebabkan tumor kandung kemih. Pada dosis 30
mg/kg berat badan akan badan mempercepat timbulnya tumor ginjal. Tabel berikut
menyajikan hubungan antara jumlah dosis dengan waktu timbulnya?kanker dari
penggunaan?nitrosamin.
Tabel 1 DOSIS
NITROSAMIN DAN WAKTU TIMBULNYA KANKER
Jumlah nitrosamine
per kg berat badan
|
Waktu timbulnya kanker
tanpa factor lain
|
0,30 mg
|
500 hari
|
0,15 mg
|
605 hari
|
0,075 mg
|
830 hari
|
Penyakit kekurangan gizi atau disebut juga dengan istilah
Malnutrition disebabkan kekurangan satu atau lebih zat gizi yang dikonsumsi. Di
dalam makanan terdapat kurang lebih 50 zat gizi yang berbeda-beda, maka
kekurangan gizi dapat beraneka ragam jenisnya. Agar tubuh kita terpenuhi
kebutuhan gizinya, maka perlu penambahan satu atau lebih zat gizi ke dalam
makanan kita. Teknik penambahan zat gizi tersebut fortifikasi.
Fortifikasi biasanya dilakukan hanya terbatas pada kekurangan gizi yang sangat
spesifik seperti kekurangan vitamin A, zat besi, protein dan asam amino.
Semakin berkurang dan meluasnya teknik fortifikasi dalam
makanan menimbulkan sinyalemen-sinyalemen tentang kemungkiman keracunan akibat
kelebihan vitamin A dan vitamin D pada anak-anak dari masyarakat lapisan
menengah ke atas di Indonesia. Dikatakan bahwa kelebihan vitamin A dan vitamin
D ini terutama berasal dari komsumsi susu formula dan susu bubuk yang umumnya
diperkaya atau ditambah sejumlah vitamin A atau vitamin D oleh para
produsennya.
G. Efek rumah kaca
Efek rumah kaca adalah proses di mana energi radiasi
meninggalkan permukaan planet diserap oleh beberapa gas atmosfer, disebut gas rumah kaca. Mereka
transfer energi ini untuk komponen lain dari atmosfer, dan ini kembali
dipancarkan ke segala arah, termasuk kembali ke arah permukaan. Transfer energi
ini ke permukaan dan suasana yang lebih rendah, sehingga temperatur di sana
lebih tinggi daripada akan jika pemanasan langsung oleh radiasi matahari adalah
mekanisme pemanasan saja.
Mekanisme ini pada dasarnya berbeda
dari yang sebenarnya rumah kaca
, yang bekerja dengan mengisolasi udara hangat dalam struktur tersebut sehingga
panas yang tidak hilang oleh konveksi.
Efek rumah kaca ditemukan oleh Joseph Fourier pada tahun 1824, pertama andal
bereksperimen oleh John Tyndall
pada tahun 1858, dan pertama kali dilaporkan kuantitatif oleh Svante Arrhenius pada tahun 1896.
Jika ideal konduktif termal hitam
adalah jarak yang sama dari Matahari sebagai Bumi, itu akan memiliki suhu hitam
yang diharapkan dari 5,3 ° CNamun, karena Bumi mencerminkan sekitar 30% (atau
28%) dari sinar matahari yang masuk, sebenarnya hitam suhu's planet ini adalah
sekitar -18 atau -19 ° C, sekitar 33 ° C
bawah suhu permukaan sebenarnya dari sekitar 14 ° C atau 15 ° C. Mekanisme yang
menghasilkan perbedaan antara suhu aktual dan suhu hitam adalah karena suasana
dan dikenal sebagai efek rumah kaca.
Pemanasan
global , pemanasan terbaru permukaan bumi dan atmosfer yang
lebih rendah, diyakini sebagai hasil dari penguatan efek rumah kaca sebagian
besar disebabkan oleh peningkatan diproduksi manusia dalam gas rumah kaca di
atmosfer.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Segala sesuatu yang bersifat
kimia lingkungan pasti mempunyai dampak, baik positif maupun negative
B.
Saran
Dengan melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan
terhadap terjadinya pencemaran lingkungan hidup berarti kita melakukan
pengawasan, pengendalian, pemulihan, pelestarian dan pengembangan terhadap
pemanfaatan lingkungan yang telah disediakan dan diatur oleh Allah sang
pencipta, dengan demikian berarti kita mensyukuri anugerah-Nya.
LAMPIRAN
NAMA PARAF
1. NUR AZIZAH 1.________
2. RIA.T 2.________
3. SRI RAMADHANI 3.________
4. ULUL
ASMY 4.________
5. NURUL ARHAMI 5.________
6. SELVIA 6.________
7. SUPARMAN 7.________
8. YULIYANA 8.________
Comments
Post a Comment