Karsinoma Nasofaring (Tumor Ganas)
KARSINOMA NASOFARING
Karsinoma
nasofaring merupakan karsinoma di bidang THT yang paling banyak
ditemukan. Sebagian besar penderita datang ke dokter spesialis THT
dalam keadaan terlambat atau sudah stadium lanjut.
Kasusnya lebih banyak pada pria dibanding wanita, dengan umur rata-rata 30-50 tahun.
Faktor yang Memengaruhi
Penyebab
karsinoma nasofaring belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa
hal yang diduga memengaruhi terjadinya karsinoma, yaitu faktor:
1. Rasial, penyakit ini banyak ditemukan pada suku bangsa Tionghoa.
2. Bahan karsinogenik, misalnya asap rokok.
3. Virus Epstein-Barr, yang diduga berperan sebagai penyebab karsinoma nasofaring.
4. Iritasi menahun, misalkan akibat nasofaringitis kronik disertai rangsangan oleh asap, dan alkohol.
5. Hormonal, adanya estrogen yang tinggi dalam tubuh.
Pembagian Karsinoma Nasofaring
Menurut histopatologi adalah
(a) karsinoma epidermoid yang berdiferensiasi baik dengan jenis berkeratin dan non-keratin;
(b) karsinoma epidermoid non-diferensiasi (karsinoma anaplastik) jenis transisional, limfoepitelioma, dan karsinoma adenosistik.
Menurut bentuk dan cara tumbuh terdapat 3 jenis yaitu ulseratif, eksofitik (tumbuh keluar seperti polip) dan endofitik (tumbuh di bawah mukosa, agak sedikit lebih tinggi dari jaringan sekitar) atau yang biasa disebut creeping tumor.
Karsinoma nasofaring dapat ditemukan pada fosa Rosenmulleri, sekitar tuba Eustachius, dinding belakang nasofaring, dan atap nasofaring.
Gejala
Karsinoma nasofaring menimbulkan:
1.
Gejala setempat, yaitu gejala hidung berupa pilek dari satu atau kedua
lubang hidung yang terus menerus. Lendir dapat bercampur darah atau
nanah yang berbau. Epistaksis dapat sedikit atau banyak dan berulang,
dapat juga hanya berupa riak campur darah. Obstruksi nasi unilateral
atau bilateral terjadi jika tumor tumbuh secara eksofitik. Gejala
telinga misalkan kurang pendengaran, tinitus atau otitis media
purulenta.
2. Gejala karena tumbuh dan menyebarnya tumor
bersifat ekspansif, ke muka tumor tumbuh ke depan mengisi nasofaring
dan menutup koane sehingga timbul gejala obstruksi nasi. Ke bawah,
tumor mendesak palatum mole sehingga terjadi bombans palatum mole.
Bersifat
infiltratif, ke atas melalui foramen ovale masuk ke endokranium,
mengenai dura dan timbul sefalgia hebat, kemudian akan mengenai N. VI,
terjadi diplopia dan strabismus.
Jika mengenai N. V, terjadi
neuralgia trigeminal dengan gejala nyeri kepala hebat pada daerah muka,
sekitar mata, hidung, rahang atas, rahang bawah, dan lidah. N. III dan
N. IV terjadi ptosis dan oftalmoplegia, pada kasus lanjut tumor akan
merusak N. IX, X, XI, XII.
Ke samping tumor masuk spasium
parafaring, merusak N. IX, X, sehingga terjadi paresis palatum mole,
faring, dan faring dengan gejala regurgitasi makananminuman ke kavum
nasi, rinolalia aperta, dan suara parau. Jika mengenai N. XII, terjadi
deviasi lidah ke samping atau gangguan menelan.
3. Gejala karena
metastasis melalui aliran getah bening akan menyebabkan terjadinya
pembesaran kelenjar leher (tumor colli) yang terletak di bawah ujung
planum mastoid, di belakang angulus mandibula, medial dari ujung bagian
atas M. Sternokleidomastoid, bisa unilateral dan bilateral.
4.
Gejala karena metastasis melalui aliran darah meskipun jarang, akan
menyebabkan metastasis jauh yaitu ke hati, paru-paru, ginjal, limpa,
tulang dan sebagainya.
Berdasarkan gejala-gejala di atas, pada karsinoma nasofaring perlu dikenali adanya gejala dini dan gejala lanjut.
Gejala
dini dijumpai saat tumor masih tumbuh dalam batas-batas nasofaring,
jadi berupa gejala setempat yang disebabkan oleh tumor primer (gejala
hidung dan gejala telinga seperti disebut di atas).
Gejala lanjut didapat saat tumor telah tumbuh melewati batas nasofaring, baik berupa metastasis ataupun infiltrasi dari tumor.
Sebagai pedoman, ingat akan adanya tumor ganas nasofaring jika dijumpai TRIAS:
A. Tumor colli, gejala telinga, gejala hidung.
B. Tumor colli, gejala intrakranial (saraf dan mats), gejala hidung atau telinga.
C. Gejala intrakranial, gejala hidung, gejala telinga.
Diagnosis
Diagnosis
karsinoma nasofaring ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang
ditemukan, baik gejala dini maupun lanjut. Pemeriksaan rinoskopi
anterior dan posterior menunjukkan tumor pada nasofaring. Selanjutnya
untuk menentukan jenis tumor perlu dilakukan biopsi dan pemeriksaan
patologi. Foto rontgen kepala dan CT-scan jika perlu dibuat untuk
melihat metastasis ke intrakranial.
Terapi
1. Radiasi
2. Sitostatika
Prognosis
Pada stadium dini baik, penderita dapat hidup lebih dari 5 tahun, tetapi pada stadium lanjut kurang dari 3 tahun.
Pustaka
Ilmu Penyakit telinga Hidung Tenggorok
Asiknya Kebersamaan (LATUPPA 2010) |
Comments
Post a Comment