SEL (Cell)
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi
dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan
berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara
autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Semua
organisme selular terbagi ke dalam dua golongan besar berdasarkan
arsitektur basal dari selnya, yaitu organisme prokariota dan organisme
eukariota.
Organisme prokariota tidak memiliki inti sel dan
mempunyai organisasi internal sel yang relatif lebih sederhana.
Prokariota terbagi menjadi dua kelompok yang besar: eubakteria yang
meliputi hampir seluruh jenis bakteri, dan archaea, kelompok prokariota
yang sangat mirip dengan bakteri dan berkembang-biak di lingkungan yang
ekstrim seperti sumber air panas yang bersifat asam atau air yang
mengandung kadar garam yang sangat tinggi. Genom prokariota terdiri dari
kromosom tunggal yang melingkar, tanpa organisasi DNA.
Organisme
eukariota memiliki organisasi intraselular yang jauh lebih kompleks,
antara lain dengan membran internal, organel yang memiliki membran
tersendiri seperti inti sel dan sitoskeleton yang sangat terstruktur.
Sel eukariota memiliki beberapa kromosom linear di dalam nuklei, di
dalamnya terdapat sederet molekul DNA yang sangat panjang yang terbagi
dalam paket-paket yang dipisahkan oleh histon dan protein yang lain.
Jika
panjang DNA diberi notasi C dan jumlah kromosom dalam genom diberi
notasi n, maka notasi 2nC menunjukkan genom sel diploid, 1nC menunjukkan
genom sel haploid, 3nC menunjukkan genom sel triploid, 4nC menunjukkan
genom sel tetraploid. Pada manusia, C = 3,5 × 10-12 g, dengan n = 23,
sehingga genom manusia dirumuskan menjadi 2 x 23 x 3,5 × 10-12, karena
sel eukariota manusia memiliki genom diploid.
Sejenis sel diploid
yaitu sel nutfah dapat terdiferensiasi menjadi sel gamet haploid. Genom
sel gamet pada manusia memiliki 23 kromosom, 22 diantaranya merupakan
otosom, sisanya merupakan kromosom genital. Pada oosit, kromosom genital
senantiasa memiliki notasi X, sedangkan pada spermatosit, kromosom
dapat berupa X maupun Y. Setelah terjadi fertilisasi antara kedua sel
gamet yang berbeda kromosom genitalnya, terbentuklah sebuah zigot
diploid. Notasi genom yang digunakan untuk zigot adalah 46,XX atau
46,XY.
Pada umumnya sel somatik merupakan sel diploid, namun
terdapat beberapa perkecualian, antara lain: sel darah merah dan
keratinosit memiliki genom nuliploid. Hepatosit bergenom tetraploid 4nC,
sedang megakariosit pada sumsum tulang belakang memiliki genom
poliploid hingga 8nC, 16nC atau 32nC dan dapat melakukan proliferasi
hingga menghasilkan ribuan sel nuliploid. Banyaknya ploidi pada sel
terjadi sebagai akibat dari replikasi DNA yang tidak disertai pembelahan
sel, yang lazim disebut sebagai endomitosis.
Pada
awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris
Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop
yang dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata bahasa Latin cellula yang berarti rongga/ruangan.
Pada
tahun 1835, sebelum teori sel menjadi lengkap, Jan Evangelista Purkyně
melakukan pengamatan terhadap granula pada tanaman melalui mikroskop.
Teori sel kemudian dikembangkan pada tahun 1839 oleh Matthias Jakob
Schleiden dan Theodor Schwann yang mengatakan bahwa semua makhluk hidup
atau organisme tersusun dari satu sel tunggal, yang disebut uniselular,
atau lebih, yang disebut multiselular. Semua sel berasal dari sel yang
telah ada sebelumnya, di dalam sel terjadi fungsi-fungsi vital demi
kelangsungan hidup organisme dan terdapat informasi mengenai regulasi
fungsi tersebut yang dapat diteruskan pada generasi sel berikutnya.
Struktur
sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua
organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan
besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri.
Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan
sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam
organisasi yang sangat rapi.
Perkembangan sel
Di
dalam tubuh manusia, telah dikenali sekitar 210 jenis sel. Sebagaimana
organisme multiselular lainnya, kehidupan manusia juga dimulai dari
sebuah sel embrio diploid hasil dari fusi haploid oosit dan spermatosit
yang kemudian mengalami serangkaian mitosis. Pada tahap awal, sel-sel
embrio bersifat totipoten, setiap sel memiliki kapasitas untuk
terdiferensiasi menjadi salah satu dari seluruh jenis sel tubuh. Selang
berjalannya tahap perkembangan, kapasitas diferensiasi menjadi menurun
menjadi pluripoten, hingga menjadi sel progenitor yang hanya memiliki
kapasitas untuk terdiferensiasi menjadi satu jenis sel saja, dengan
kapasitas unipoten.
Pada level molekular, perkembangan sel
dikendalikan melalui suatu proses pembelahan sel, diferensiasi sel,
morfogenesis dan apoptosis. Tiap proses, pada awalnya, diaktivasi secara
genetik, sebelum sel tersebut dapat menerima sinyal mitogenik dari
lingkungan di luar sel.
Proses pembelahan sel
Siklus
sel adalah proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan jumlah DNA
kromosom yang cukup banyak dan mendukung segregasi untuk menghasilkan
dua sel anakan yang identik secara genetik. Proses ini berlangsung
terus-menerus dan berulang (siklik)
Pertumbuhan dan perkembangan
sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang dialami sel untuk tetap
bertahan hidup. Siklus ini mengatur pertumbuhan sel dengan meregulasi
waktu pembelahan dan mengatur perkembangan sel dengan mengatur jumlah
ekspresi atau translasi gen pada masing-masing sel yang menentukan
diferensiasinya.
Fase pada siklus sel
- Fasa S (sintesis): Tahap terjadinya replikasi DNA
- Fasa M (mitosis): Tahap terjadinya pembelahan sel (baik pembelahan biner atau pembentukan tunas)
- Fasa G (gap): Tahap pertumbuhan bagi sel.
- Fasa G0, sel yang baru saja mengalami pembelahan berada dalam keadaan diam atau sel tidak melakukan pertumbuhan maupun perkembangan. Kondisi ini sangat bergantung pada sinyal atau rangsangan baik dari luar atau dalam sel. Umum terjadi dan beberapa tidak melanjutkan pertumbuhan (dorman) dan mati.
- Fasa G1, sel eukariot mendapatkan sinyal untuk tumbuh, antara sitokinesis dan sintesis.
- Fasa G2, pertumbuhan sel eukariot antara sintesis dan mitosis.
Fasa
tersebut berlangsung dengan urutan S > G2 > M > G0 > G1
> kembali ke S. Dalam konteks Mitosis, fase G dan S disebut sebagai
Interfase.
Diferensiasi sel
Regenerasi
sel adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan untuk
mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang
rusak.
Diferensiasi sel adalah proses pematangan suatu sel menjadi
sel yang spesifik dan fungsional, terletak pada posisi tertentu di
dalam jaringan, dan mendukung fisiologis hewan. Misalnya, sebuah stem cell mampu berdiferensiasi menjadi sel kulit.
Saat
sebuah sel tunggal, yaitu sel yang telah dibuahi, mengalami pembelahan
berulang kali dan menghasilkan pola akhir dengan keakuratan dan
kompleksitas yang spektakuler, sel itu telah mengalami regenerasi dan
diferensiasi.
Regenerasi dan diferensiasi sel hewan ditentukan
oleh genom. Genom yang identik terdapat pada setiap sel, namun
mengekspresikan set gen yang berbeda, bergantung pada jumlah gen yang
diekspresikan. Misalnya, pada sel retina mata, tentu gen penyandi
karakteristik penangkap cahaya terdapat dalam jumlah yang jauh lebih
banyak daripada ekspresi gen indera lainnya.
Morfogenesis
Pengekspresian
gen itu sendiri mempengaruhi jumlah sel, jenis sel, interaksi sel,
bahkan lokasi sel. Oleh karena itu, sel hewan memiliki 4 proses esensial
pengkonstruksian embrio yang diatur oleh ekspresi gen, sebagai berikut:
Proliferasi sel: menghasilkan banyak sel dari satu sel
Spesialisasi sel: menciptakan sel dengan karakteristik berbeda pada posisi yang berbeda
Interaksi sel: mengkoordinasi perilaku sebuah sel dengan sel tetangganya
Pergerakan sel: menyusun sel untuk membentuk struktur jaringan dan organ
Pada
embrio yang berkembang, keempat proses ini berlangsung bersamaan. Tidak
ada badan pengatur khusus untuk proses ini. Setiap sel dari jutaan sel
embrio harus membuat keputusannya masing-masing, menurut jumlah kopi
instruksi genetik dan kondisi khusus masing-masing sel.
Sel tubuh,
seperti otot, saraf, dsb. tetap mempertahankan karakteristik karena
masih mengingat sinyal yang diberikan oleh nenek moyangnya saat awal
perkembangan embrio.
Apoptosis
Apoptosis
merupakan bagian dari perkembangan sel, sel tidak dapat mati begitu
saja tanpa suatu mekanisme yang tertanam di dalam sel, yang dapat
diaktivasi oleh sinyal internal maupun eksternal.
Struktur sel
Sel eukariota
Secara umum setiap sel memiliki
- membran sel,
- sitoplasma, dan
- inti sel atau nukleus.
Sitoplasma
dan inti sel bersama-sama disebut sebagai protoplasma. Sitoplasma
berwujud cairan kental (sitosol) yang di dalamnya terdapat berbagai
organel yang memiliki fungsi yang terorganisasi untuk mendukung
kehidupan sel. Organel memiliki struktur terpisah dari sitosol dan
merupakan "kompartementasi" di dalam sel, sehingga memungkinkan
terjadinya reaksi yang tidak mungkin berlangsung di sitosol. Sitoplasma
juga didukung oleh jaringan kerangka yang mendukung bentuk sitoplasma
sehingga tidak mudah berubah bentuk.
Organel-organel yang ditemukan pada sitoplasma adalah
- mitokondria (kondriosom)
- badan Golgi (diktiosom)
- retikulum endoplasma
- plastida (khusus tumbuhan, mencakup leukoplas, kloroplas, dan kromoplas)
- vakuola (khusus tumbuhan)
Sel prokariota
Sel
tumbuhan dan sel bakteri memiliki lapisan di luar membran yang dikenal
sebagai dinding sel. Dinding sel bersifat tidak elastis dan membatasi
perubahan ukuran sel. Keberadaan dinding sel juga menyebabkan
terbentuknya ruang antarsel, yang pada tumbuhan menjadi bagian penting
dari transportasi hara dan mineral di dalam tubuh tumbuhan.
Sel-sel khusus
- Sel Tidak Berinti, contohnya trombosit dan eritrosit (Sel darah merah). Di dalam sel darah merah, terdapat hemoglobin sebagai pengganti nukleus (inti sel).
- Sel Berinti Banyak, contohnya Paramecium sp dan sel otot
- Sel hewan berklorofil, contohnya euglena sp. Euglena sp adalah hewan uniseluler berklorofil.
- Sel pendukung, contohnya adalah sel xilem. Sel xilem akan mati dan meninggalkan dinding sel sebagai "tulang" dan saluran air. Kedua ini sangatlah membantu dalam proses transpirasi pada tumbuhan.
WITH MY PLEND to CAMPUS
Comments
Post a Comment