MORFOLOGI GIGI
MALAM 1000 LILIN HIV/Aids Persatuan Mahasiswa Kesehatan (PERMAKES) Palopo 2010 |
Pada manusia terdapat 20 gigi desidui dan 32 gigi permanen
yangberkembang dari interaksi sel epitel rongga mulut dan sel
bawah mesenkim. Setiap gigi berbeda-beda secara anatomi, tapi dasar
proses pertumbuhannya sama pada semua gigi. Setiap gigi tumbuh
berturut-turut mulai dari tahap bud, cup, dan tahap bell. Pada tahap bell
dibentuk enamel dan dentin. Mahkota terbentuk dan termineralisasi, akar
gigi mulai terbentuk juga.
Setelah kalsifikasi akar,jaringan pendukung
gigi, sementum, ligamentum periodontal, serta tulang alveolar tumbuh.
Pertumbuhan ini terjadi pada gigi insisivus dengan akar satu, premolar
dengan beberapa akar atau molar dengan akar multipel. Kemudian mahkota
gigi komplit erupsi ke rongga mulut. Pertumbuhan akar dan sementogenesis
yang lanjut sampai gigi berfungsi dan didukung oleh struktur gigi yang
tumbuh sempurna.
Gigi tumbuh dari 2 tipe sel yaitu epitel oral dari
organ enamel dan sel mesenkim dari papiladental. Perkembangan enamel dari
enamel organdan perkembangan dentin dari dental papila.
Tahap awal dari
perkembangan gigi adalah berkembangnya laminadental yang timbul dari
epitelium oral. Lamina dental berkembang menjadi selapis epitel oral
didorong ke bawah mesenkim di sekeliling batas dari maksila dan
mandibular joint. Pada pinggir utama dari laminadental terdapat 20 area
perluasan untuk pertumbuhan 20 gigi desidui. Pada tahap awal setiap
tunas/pertumbuhan gigi sudah ditentukan morfologi apakah itu insisivus,
kaninus, dan molar.
2Tahap perkembangan gigi geligi merupakan proses
yang berkesinambungan namun memiliki karakteristik yang dapat
dibedakan melalui tahap-tahapnya yaitu tahap bud, cap, dan bell.
Masing-masing tahap menjelaskan bentuk dari organ epitel enamel yang
merupakan bagian dari perkembangan gigi.
Tahap inisial, tahap bud
berbentuk bulat, pertumbuhan sel epitel bersifat lokal dikelilingi oleh
sel mesenkim yang mengalami poliferasi. Berangsur-angsur epitelial bud
yang bulat itu Bab membesar, permukaannya semakin konkaf,
merupakan awal dari tahap cap. Saat ini sel dari epitelial menjadi
enamel organ dan sisanya menjadi lamina. Mesenkim membentuk dental papila
yang akhirnya menjadi dental pulpa. Jaringan yang mengelilingi dua
struktur ini adalah dentalfolikel.
Setelah perkembangan lebih lanjut
dari papila dan enamel organ, gigi mengalami tahap morfodiferensiasi dan
histodiferensiasi yang dikenal juga dengan tahap bud. Pada tahap ini sel
inner epitelium dapat dikarekteristikkan dari pembentukan bentuk gigi.
Sel enamel organ juga berdiferensiasi menjadi sel outer enamel epitelium
yang menutupi enamel organ yang akhirnya menjadi ameloblast yang
membentuk enamel dari mahkota gigi. Antara kedua lapisan sel ini terdapat
sel retikulum stelata yang berbentuk “star shape” dimana prosesusnya
melekat satu samalain.
Lapisan keempat dalam enamel organ dibentuk sel
stratum intermedium. Sel ini terletak bersebelahan dengan inner
epitelium. Sel-sel ini membantu ameloblas dalam pembentukan enamel.
Fungsi outer enamelepitelium adalah untuk mengatur jaringan kapiler yang
membawa nutrisike ameloblas. Dari outer enamel nutrisi disalurkan
melalui retikulum stelata ke ameloblas. Selama tahap bell, sel yang
terletak pada bagian luar dari dental papil menjadi odontoblas. Sel ini
berdiferensiasi menjadi mesenkim. Odontoblas memanjang dan menjadi
kolumnar, mereka membentuk serat-serat matriks kologen yang
diidentifikasikan predentin.
Setelah 24 jam terjadi penambahan
kalsifikasi matriks, pembentuk dentin. Ketika beberapa penambahan dentin
telah terbentuk, amebloblas yang terdiferensiasi memiliki enamel matriks.
Dentinogenesis selalu mendahului amelogenesis, setelah enamel organ
berdiferensiasi, dentallamina mulai berdegenerasi dan mengalami lisis. Dental lamina menghilang di bagian anterior dari mulut walaupun yang
tersisa menjadi aktif di regio posterior selama beberapa
tahun.
Interaksi sel melalui sistem efektor, modulator, double setter
disebut signaling sel. Sebagai contoh dari sistem tersebut adalah
interaksi epitel mesenkim pada pembentukan gigi. Sel prekursor,
odontoblas, dan ameloblas membuktikan relasi posisional dalam arti
efektor dan reseptorberada pada permukaan sel. Pertama kali ameloblas
berdiferensiasi,sehingga prekursor odontoblas berdiferensiasi, membina
hubungan dengan membran basal dari ameloblas kemudian membentuk
matriks dentin. Setelah formasi terjadi, ameloblas membentuk matriks
dentin, mengalami substansi yang dapat menyebabkan sel
berganti.
Morfologi Gigi Desidui dan Gigi Permanen
Pembentukan dental
papila sel padat merupakan karakteristik dari dental papil. Hal ini
nyata/jelas pada tahap bud, selama sel berpoliferasi mengelilingi tooth
buds yang meluas pada pinggir dari dental lamina. Sel papila sangat cepat
dalam pembentukan enamel organ ke dalam tahap capdan bell. Sel padat
membantu pertumbuhan enamel organ. Sel pada dental papila untuk menjadi
fibroblas dan muncul sebagai retikulum yang halus. Pembuluh darah yang
muncul pada dental papila, pada awalnya diregio sentral sepanjang
serabut nervus yang dihubungkan dengan pembuluh ini. Pembuluh ini membawa
nutrisi yang berguna untuk pertumbuhan organ. Misalnya pertumbuhan
papila, pembuluh kecil sering terlihat di area perifer, membawa nutrisi
untuk perpanjangan odontoblas. Pergantian sel berakhir pada pertumbuhan
kulit keras yang mengelilingi sentral papila. Selanjutnya papila akan
menjadi dental pulpa.
Dentinogenesis
Perpanjangan odontoblas memperoleh
protein untuk memproduksi sel. Proses perkembangan batas proksimal pada
sel, berdekatan dengan dentinoenamel junction. Secara berangsur-angsur
sel bergerak ke ruang pulpa, dan sel berproses, dikenal dengan proses
odontoblas. Odontoblas dalam pembentukan matriks dentinal sama pada
osteoblas sewaktu bergerak ke arah lain dari spikula pada tulang.
Pertambahan pada dentindi bentuk sepanjang dentinoenamel junction.
Dentinal matriks adalah jalinan pertama serabut kolagen, dalam 24 jam
akan terkalsifikasi, disebut predentin sebelum kalsifikasi dan dentin
setelah terkalsifikasi. Suatu saat dental papila akan menjadi dental
pulpa yang dikelilingi dentin. Odontoblas menopang proses perpanjangan di
tubulus dentin.
Sewaktu odontoblas berfungsi, odontoblas menempati
lapisan yang paling dasar dari sel organ menjadi lebih jelas di sel
sitoplasma. Penampilan dari glanular retikulum endoplasmik, kompleks
golgi dan mitokondria menandakan protein-produksi alami dari sel ini. Odontoblas mengeluarkan protein secara ektrem melalui pembuluh pada ujung
darisel dan sepanjang proses sel. Matriks kolegen dentinal dikeluarkan
dalam penambahan tulang atau enamel yang berfungsi setiap hari
pada pembentukan jaringan keras.
Dentinogenesis ada 2 phase, pertama
pembentukan matriks kolagen, diikuti deposisi dari kristal kalsium
phospate (hydroksiapatit) di dalam matriks. Kalsifikasi inisial muncul
kristal dalam pembuluh kecil pada permukaan dan dalam serabut kolagen.
Perkembangan kristal, menyebardan bergabung sampai kalsifikasi matriks
komplit. Hanya dengan cara yang baru pertumbuhan
sekumpulan dari matriks dentinal sepanjang tepi pulpa tidak
terkalsifikasi. Pembentukan matriks dan mineralisasi merupakan hubungan
yang tertutup. Proses mineralisasi dengan peningkatan density mineral
dentin. Suatu saat peningkatan pertumbuhan dentin terjadi sepanjang batas
pulpa, berbatasan dengan perifer dariformasi predentin sebelum
terkalsifikasi dan menjadi dentin.
Amelogenesis
Ameloblas mulai
deposisi enamel setelah beberapa mm dari dentin telah disimpan pada
dentinoenamel junction. Pada tahap bell, sel dari innerenamel epitelium
berdiferensiasi. Sel inner enamel bertambah panjang dan siap menjadi
secretory ameloblast yang aktif. Ameloblas kemudian menunjukkan
pergantian (berdiferensiasi) dan memiliki 5 fungsi antaralain: 1.
Morfogenesis 2. Organization dan diferensiasi 3. Sekresi 4. Maturasi 5.
Proteksi
Aparatus Golgi muncul dekat dengan pusat dalam ameloblas,
yang banyak pada retikulum endoplasmik (RER) bertambah di area
apikal. Deretan ameloblas menyokong ameloblas perlekatan sel-sel
(desmosom) pada kedua bagian proksimal dan distal yang paling jauh dari
sel penyokong sel dalam deretan bergerak lebih ke perifer
dari dentinoenamel junction yang menyimpan matriks enamel.
Tomes’
Processes menghasilkan apikal dan pada ameloblas selama tahap sekretori.
Junction kompleks disebut terminal bar apparatus muncul pada persambungan
sel bodi dan proses tomes’ dan menyokong kontak diantara sel yang
bersebelahan.
Diferensiasi ameloblas, matriks adalah dalam RER, dimana
perpindahan ke aparatus golgi, diperkuat dan diikat dalam granul yang
diikat oleh ikatan kimia. Pembuluh berjalan ke apikal sel, dimana
ameloblast bagian luar disimpan pertama kali sepanjang junction dari
enamel-dentin.
Saat ameloblas mulai bersekresi, pergantian stratum
intermedium dalam bentuk gelondong ke bentuk piramid. Pada proses
amelogenesis, kedua lapisan sel ameloblas dan stratum intermedium,
berperan sama dengan sel junctional complexes dikenal dengan istilah
desmosomes, dengan sintesa pada
enamel terjadi pada kedua sel. Substansi ini dibutuhkan untuk produksi
enamel tiba melalui pembuluh darah dan sampai pada retikulum stelata lalu
ke stratum intermedium dan ameloblas. Pada tahap ini, protein amelogenin
diproduksi. Hanya sedikit ameloblas pada ujung dari mulaipuncak ke
fungsi awal. Proses diteruskan, banyak, ameloblas menjadiaktif, dan
penambahan dari enamel matriks menjadi lebih
menonjol keluar.
Pertumbahan pada ujung individual dengan penambahan
deposisi yang kontinu sampai gigi erupsi. Ditemukan di posterior
multicuspit gigi yang mana ameloblas secara kontinu untuk berdiferensiasi
dari inner enamel epitelium dan formasi enamel. Puncaknya kemudian
bersatu dalam regiointercuspal pada crown. Pada radiografi, ujung
inisial muncul secara terpisah dan bergabung bersama dalam perkembangan
dan pertumbuhan. Inner enamel epitelium membentuk blueprint untuk
pembentukan crown.
Pematangan Crown
Setelah proses amelogenesis selesai,
amelogenin mulai mengalami mineralisasi. Sebagaimana kristal dalam
mineral disimpan, mereka mulai berkembang semakin panjang dan melebar.
Deposisi awal pada mineral meningkat 25% dari total enamel lebih dari 70%
mineral enamel adalah pertumbuhan dari kristal (5% dari enamel adalah
air). Waktu antara deposisi matriks enamel dan proses mineralisasinya
singkat. Walaupun begitu, proses mineralisasi hampir mengikuti proses
pembentukan matrix deposisi. Deposisi matriks yang pertama adalah
mineralisasi enamel disepanjang dento enamel junction. Pembentukan
matriks dan proses mineralisasi berlanjut ke daerah perifer dari cusp dan
kemudian ke arah lateral dari crown, mengikuti pembentukan enamel
intermedial deposisi. Akhirnya daerah cervical dari crown
termineralisasi. Selama proses ini, protein enamel berubah atau menjadi
matang dan proses ini disebut enamelin.
Kandungan mineral pada enamel
sekitar 95% dan berlangsung cepat.69% dari dentin menjadi jaringan yang
paling banyak terkalsifikasi dari tubuh manusia. Karena tingginya
kandungan mineral dalam enamen hampir semua air dan mineral organik
hilang selama proses maturasi. Setelah pembentukan ameloblas lengkap,
pada fase matriks deposisi terminal bar apparatus menghilang, dan
permukaan enamel menjadi halus. Fase ini ditandai dengan munculnya sel
dan berfungsinya sel tersebut dalam ameloblas. Ujung apikal pada sel ini
menjadi bergelombang sepanjang permukaan enamel.
Panjang ameloblas berkurang sesuai dengan jumlah orgenela di dalamnya.
Pada saat ini,enamel telah mencapai fase maturasi dan ameloblas menjadi
lebih aktif dalam menyerap matriks organik dan air dari enamel yang
diikuti oleh proses mineralisasi.
Peningkatan kandungan mineral pada
enamel tergantung pada kehilangan cairan dan protein. Proses ini berubah
banyak melalui proses maturasi enamel dan hal ini tidak terbatas pada
tahap akhir proses mineralisasi. walaupun gigi telah selesai erupsi,
mineralisasi enamel tetap berlanjut.
Pada akhirnya, setelah ameloblas
terbentuk pada fase mineralisasi, sekretdari kutikula organik pada
permukaan enamel yang dikenal sebagai develop mental atau kutikula primer.
Ameoblas melekatkan diri pada lapisan organik enamel oleh hemidosmosom.
Hemidosmosom adalah sebagian dari perlekatan plak desmosom. Fungsi
desmosom dalam perlekatan sel ke sebuah sel adjament, suatu
hemidosmosom berhubungan pada perlekatan sel pada permukaan membrane.
Perlekatan plak hemidosmosom tergantung oleh ameloblas dan
tahap-tahap pembentukan dan perlekatan plak yang dikenal sebagai tahap
protektif dari fungsi ameloblas. Ameloblas berhubungan dengan
stratumintermedium dan epitel enamel lainnya yang menyatu membentuk
enamel ephitelium. Sel organik ini menutupi permukaan enamel sampai
gigi erupsi di ronnga mulut. Dengan adanya proses mineralisasi
enamel, crown gigi dibentuk.
Pembentukan Akar
Sama seperti pembentukan
crown, proliferasi sel berlanjut pada daerah servikal atau dasar dari
organ enamel dimana sel epitel enamel dalam dan luar bergabung membentuk
akar. Ketika pembentukan korona lengkap, sel pada daerah enamel ini terus
bertumbuh membentuk dua lapisan sel yang disebut epitel akar atau
lapisan hertwigs.
Lapisan dalam sel akar, dibentuk dari epitel
enamel bagian dalam atau amelobas di korona dan enamel. Pada akar, sel
membentuk odontoblas dari papilla dental, berdiferensiasi dan menbentuk
dentin. Pembentukan akar berawal dari berkhirnya deposit enamel. Saat
akar memanjang, terjadi pembentukan awal pada akar. Panjang,
kelengkungan, ketebalan, dan jumlah akar semuanya tergantung dari sel-sel
di dalam akar. Saat akar dentin dibentuk, sel-sel luar pada akar
berfungsi pada deposisi sementum intermediet, suatu lapisan tipis dari
sementum aseluler menutupi
tubulus dentin dan permukaan akar. Kemudian sel-sel luar akan terbagi
menjadi kelompok-kelompok kecil dan bergerak dari permukaan akar menjadi
sisa-sisa epitel. Pada akhir proses proliferasi akar miring 45 derajat.
Daerah ini dinamakan sekat epitel. Sekat epitel mengelilingi apeks yang
terbuka pada pulpa gigi selama pembentukan akar. Ini adalah ploriferasi
sel yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan akar.
Pada saat
odontoblas berdiferensiasi sepanjang batas pulpa, terjadi
proses dentinogenesis pada akar dan akan memanjang. Pembentukan
dentin berlanjut dari korona hingga ke akar. Dentin meruncing dari
crown hingga ke akar sampai ke epikal batas epitel. Pada perbatasan
pulpa dengan pusat epitel, terjadi proliferasi seluler. Hal ini dikenal
dengan zona proliferas pulpa. Daerah ini memproduksi sel-sel baru
yang dibutuhkan untuk proses pemanjangan akar. Akar semakin mengecil
kebagian apikal dan terbuka kira-kira 1-3 mm sehingga dapat
mensyarafi dan menyuplai darah ke pulpa dan jaringan periodonsium.
Bersamaan dengan memanjangnya akar, gigi mulai bergerak erupsi, yang
akan menyediakan ruangan untuk proses pemanjangan akar. Akar
memanjangsesuai dengan pergerakan erupsi gigi.
Akar
Tunggal
Lapisan akar dari gigi berakar tunggal adalah tumbuh memanjang
pada sel epitel yang berasal dari organ-organ enamel, menutupi tubulus
dentin dan perkembangan pulpa. Segera setelah sel akar membentuk
sementum intermedium, akar mulai hancur dan membentuk sisa-sisa epitel.
Sisa-sisa epitel bertahan dan bergerak dari daerah permukaan akar ke
daerah folikular. Sel mesenkim dari folikel gigi bergerak di antara
sisa-sisa epitel hingga dapat berkonta dengan permukaan akar. Di sini
terjadi diferensiasi menjadi sementoblas dan mulai mensekresi sementoid
pada permukaan sementum intermedium. Sementoid adalah sementum yang
belum terkalsifikasi kemudian berkalsifikasi menjadi sementum yang
matang. Lapisan akar tidak pernah terlihat sebagai struktur yang
berkembang karena lapisan sel-selnya segera hancur setelah akar dentin
terbentuk. Bagaimanapun, daerah dari sel epitel tetap dipertahankan
sampai akar terbentuk sempurna dan kemudian hilang.
Akar Ganda
Gigi
berakar ganda dibentuk dengan cara yang sama dengan gigi berakar tunggal
hingga terbentuk daerah furkasi. Bagian dari akar mengambil tempat melalui perkembangan diferensial dari lapisan akar.
Sel-sel dari sekat epitel bertumbuh secara berlebihan pada dua daerah
atau lebih sampai berkontak dengan epitel memanjang. Perpanjangan ini
menyatu dan menjadi pembukaan awal menjadi dua atau tiga tahap
pembukaan. Sekat epitel mengelilingi daerah terbuka pada setiap
pertumbuhan akar. Ketika perkembangan gigi molar dimulai, tahap-tahapnya
dibagi berdasarkan pertumbuhan pada bagian tengah akar. Yang
akan menunjukkan lapisan akar seperti pulau-pulau sel. Setelah akar
ganda terbentuk, tiap-tiap akar dibentuk oleh unsur yang sama seperti
pada gigi berakar tunggal. Setelah akar lengkap dan lapisannya hancur,
sel epitel berpindah dari permukaan akar sama seperti pada gigi berakar
tunggal. Sementum kemudian dibentuk pada permukaan sementum intermedial.
Sementum biasanya mempunyai sel, sementum yang berada dekat semento
enamel junction lebih sedikit sel dari pada di apikal akar. Karena apikal
sementum lebih tipis, maka lebih banyak terdapat sel-sel yang vital.
Fungsi utama dari sementum adalah perlekatan dengan serat-serat ligamen
periodontal.
Perkembangan Gigi Desidui dan Gigi Permanen
Perkembangan
gigi desidui dan gigi permanen sangat mirip, walaupun perkembangan gigi
desidui lebih cepat dari pada gigi permanen. Gigi desidui mulai berkembang
sejak di dalam rahim dan korona mulai lengkap sebelum lahir, sementara
gigi permanen mulai dibentuk saat lahir atau setelah lahir. Beberapa
kelainan sistemik prenatal dapat mempengaruhi mineralisasi korona gigi
desidui. Sedangkan trauma postnatal dapat mempengaruhi perkembangan
korona gigi permanen. Gigi desidui berfungsi dalam mulut kira-kira
sampai umur 8,5 tahun. Periode waktu ini dapat dibagi atas tiga periode:
pertama, perkembangan mahkota dan akar, kedua, maturasi akar dan resorpsi
akar, dan ketiga gigi tanggal. Periode pertama berlangsung sekitar satu
tahun, periode kedua sekitar 3,7 tahun, dan tahap terakhir resorpsi dan
pergantian gigi berlangsung sekitar 3,5 tahun. Sedangkan beberapa gigi
permanen berada pada mulut dari umur 5 tahun sampai meninggal. Hal yang
harus dipertimbangkan adalah molar permanen yang muncul di rongga
mulut dari umur 25 tahun sampai tanggal pada saat individu meninggal.
Gigi permanen berfungsi 7-8 kali sama seperti gigi desidui banyak
pemisahan yang terjadi selama beberapa milimeter selama perkembangan
gigi. Contoh dari proses kompleks selama pembentukan gigi adalah
tidak terjadi resorpsi pada gigi desidui dan pembentukan akar gigi
permanen.
Morfologi Gigi Desidui dan Gigi Permanen
Pada anak umur 6 gigi
molar pertama tumbuh/formatif dan berlangsung sampai muncul gigi permanen
dengan jumlah 28 atau 32 gigi, 20 gigi desidui terjadi resorpsi. Pada
proses formatif, gigi desidui mengalami resorpsi dan regenerasi
pulpa. Perkembangan Jaringan Pendukung Sel-sel mesenkim yang
mengelilingi gigi disebut dengan folikel gigi. Beberapa sel folikel gigi
terbentuk dekat enamel dan berpindah selama tahap cap dan bell dari organ
enamel perifer ke folikel untuk membentuk tulang alveolar dan ligamen
periodontal. Sel-sel berdiferensiasi menjadi osteoblas, membentuk tulang
dan fibroblast yang akan membentuk serat seratligamen. Setelah gigi
erupsi jaringan ini akan mendukung gigi selama gigi
berfungsi.
Ligamen Periodontal
Sel-sel folikel gigi berdiferensiasi
menjadi kolagen pada ligamen dan membentuk semontablast yang terletak
pada sementum akar gigi, sel-sel lain pada daerah ligamen membentuk
serat-serat ligamentum, yang terlihat di sepanjang akar dekat daerah
serviks, ini memungkinkan selfibroblast membentuk kumpulan serat-serat
yang menghilang pada saat akar elongasi. Serat-serat ini berada pada
sementum pada permukaan akar dan perlekatan lain pada tulang. Serat-serat
ini berganti secara cepat dan terus-menerus memperbaiki diri. Serat
kolagen berjalan melalui ligamen, pertukaran serat yang paling tinggi
terjadi pada daerah apeks dan yang paling sedikit pada daerah serviks.
Maturasi ligamen terjadi ketika gigi telah beroklusi. Pada masa ini,
kumpulan-kumpulan serat bertambah banyak.
Proses Alveolar
Pada saat
perkembangan gigi dan juga tulang alveolar terjadi pemanjangan akar.
Pertama, prosesus alveolar membentuk lempeng labialdan lingual yang
membentuk organ-organ gigi. Pada saat lapisan dinding ini memanjang,
septum tulang muncul diantara gigi untuk melengkapi kripta. Ketika gigi
erupsi, prosesus alveolar dan ligamen periodontal mendukung fungsi gigi.
Tulang yang dibentuk diantara akar gigi disebut tulang interradikular.
Tulang alveolar dibentuk oleh tulang pendukung. Tulang alveolar pendukung
melapisi soket gigi dan dibentuk oleh tulang spongiosa dan tulang
kompak. Tulang pendukung membentuk lempengan yang menutupi
mandibula.
Comments
Post a Comment