KATABOLISME
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua
organisme membutuhkan penyediaan materi dan energi yang tetap dari
lingkungannya agar tetap hidup. Bagi sejumlah besar organisme,
penyediaan utama materi dan satu-satunya penyediaan energi berasal dari
molekul organik yang dimakannya (Kimball: 2003: 143). Dengan bantuan
enzim, sel secara sistematik merombak molekul organik kompleks yang kaya
akan energi potensial menjadi produk limbah yang berenergi lebih
rendah. Sebagian energi yang diambil dari simpanan kimiawi dapat
dilakukan untuk melakukan kerja; sisanya dilepas sebagai panas. Jalur
metabolisme yang melepaskan energi simpanan dengan cara memecah molekul
kompleks disebut jalur katabolik (Campbell, 2003: 159). Jalur
katabolik dapat terjadi secara aerob (dengan menggunakan oksigen) dan
anaerob (tanpa menggunakan oksigen). Terdapat tiga tahap utama di dalam
katabolisme aerobik, yaitu makromolekul sel dipecahkan menjadi
unit-unit pembangun utamanya (tahap I), produk yang telah terbentuk
pada tahap I selanjutnya diubah menjadi molekul yang lebih sederhana
(tahap II), produk akhir dari tahap II yang berupa asetil KoA
selanjutnya memasuki lintas akhir (tahap III). Pada tahap akhir ini,
terjadi oksidasi nutrien, menghasilkan karbon dioksida, air dan amonia
sebagai produk akhirnya. Penguraian enzimatik dari masing-masing
nutrien penghasil utama energi utama pada sel (karbohidrat, lipid, dan
protein) berlangsung secara bertahap melalui sejumlah reaksi enzimatik
yang berurutan dan berbeda antara satu nutrien dengan nutrien lainnya.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas mengenai proses
katabolisme nutrien penghasil utama pada sel dalam makalah ini.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah pengertian dari katabolisme?
2.
Tahap-tahap apa sajakah yang terdapat dalam proses katabolisme
karbohidrat?
3. Tahap-tahap apa sajakah yang terdapat dalam proses
glikolisis?
4. Tahap-tahap apakah yang terdapat dalam siklus asam
sitrat?
5. Bagaimana proses katabolisme pada protein dan lipid?
C.
Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Mengetahui pengertian katabolisme.
2. Mengetahui tahap-tahap yang
terdapat dalam proses katabolisme karbohidrat.
3. Mengetahui
tahap-tahap yang terdapat dalam proses glikolisis.
4. Mengetahui
tahap-tahap yang terdapat dalam siklus asam sitrat.
5. Mengetahui
proses katabolisme pada protein dan lipid.
D.
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Untuk memberikan gambaran tentang proses katabolisme yang
terjadi dalam tubuh makhluk hidup.
2. Sebagai bahan masukan untuk
memperluas dan memperdalam pemahaman tentang reaksi-reaksi dalam tubuh
makhluk hidup.
3. Sebagai referensi bagi karya ilmiah yang relevan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Katabolisme
Menurut Lehninger (2005: 10), katabolisme
merupakan fase metabolisme yang bersifat menguraikan, yang menyebabkan
molekul organik nutrien seperti karbohidrat, lipid, dan protein yang
datang dari lingkungan atau dari cadangan makanan sel itu sendiri
terurai di dalam reaksi-reaksi bertahap menjadi produk akhir yang lebih
kecil dan sederhana, seperti asam laktat, CO2, dan amonia. Katabolisme
diikuti oleh pelepasan energi bebas yang telah tersimpan di dalam
struktur kompleks molekul organik yang lebih besar tersebut. Pada
tahap-tahap tertentu di dalam lintas katabolik, banyak dari energi
bebas ini yang disimpan melalui reaksi-reaksi enzimatik yang saling
berkaitan, di dalam bentuk molekul pembawa energi adenosine trifosfat
(ATP). Sejumlah energi mungkin tersimpan di dalam atom hidrogen
berenergi tinggi yang dibawa oleh koenzim nikotinamida adenine
dinukleotida fosfat dalam bentuk tereduksinya, yaitu NAHPD. Katabolisme
disebut pula desimilasi (Pratiwi, 2006: 15).
B. Katabolisme
Karbohidrat
Walaupun karbohidrat, lemak, dan protein semuanya dapat
diproses dan dikonsumsi sebagai bahan kabar, kita terbiasa untuk
mempelajari langkah-langkah respirasi seluler dengan menelusuri
perombakan gula glukosa (C6H12O6) (Campbell, 2003: 160). Pembakaran
glukosa memerlukan oksigen. Tetapi beberapa sel harus hidup dimana
tidak ada atau tidak selalu terdapat oksigen. Sebagai contoh, sel-sel
ragi di dalam botol yang tertutup tidak mendapat oksigen. Akan tetapi,
semua sel mempunyai peralatan enzimatik untuk mengkatabolis glukosa
tanpa bantuan oksigen (Kimball, 2003: 144). Perombakan anarobik (tanpa
oksigen) disebut fermentasi. Sedangkan perombakan secara aerobik
(menggunakan oksigen) disebut respirasi sel. Tetapi meskipun sel
melangsungkan respirasi glukosa dan tidak melakukan fermentasi,
langkah-langkah permulaannya tetap sama: langkah-langkah glikolisis.
Adapun langkah-langkah katabolisme gula glukosa dapat diuraikan sebagai
berikut.
1. Glikolisis
Glikolisis berasal dari kata Yunani yang
berarti “gula” dan “pelarutan”. Glikolisis merupakan suatu proses
penguraian molekul glukosa yang memiliki 6 atom karbon, secara
enzimatik, untuk menghasilkan dua molekul piruvat, yang memiliki 3 atom
karbon. Selama reaksi-reaksi glikolisis yang berurutan, banyak energi
bebas yang diberikan oleh glukosa yang disimpan dalam bentuk ATP
(Lehninger, 2005: 73).Proses glikolisis dimulai dengan molekul glukosa
dan diakhiri dengan terbentuknya asam laktat. Serangkaian reaksi-reaksi
dalam proses glikolisis tersebut dinamakan juga jalur Embden-Meyerhof
(Poedjiadi, 1994: 255). Glikolisis terjadi tanpa memandang ada atau
tidaknya oksigen molekuler (O2) (Campbell, 2003: 168). Jalur katabolik
glikolisis terdiri atas sepuluh langkah, yang masing-masing dikatalisis
oleh enzim spesifik.
Kita dapat membagi kesepuluh langkah ini menjadi
dua fase, yaitu fase investasi energi yang mencakup lima langkah
pertama dan fase pembayaran energi yang mencakup lima langkah
berikutnya (Campbell, 2003: 165). Adapun langkah-langkah glikolisis
dapat dilihat pada bagan berikut ini.
Pada tahap
pertama, molekul D-Glukosa diaktifkan bagi reaksi berikutnya dengan
fosforilasi pada posisi 6, menghasilkan glukosa-6-fosfat dengan
memanfaatkan ATP (Gambar 2). Reaksi ini bersifat tidak dapat balik.
Enzim heksokinase merupakan katalis dalam reaksi tersebut dibantu oleh
ion Mg2+ sebagai kofaktor.
Reaksi berikutnya ialah
isomerasi, yaitu pengubahan glukosa-6-fosfat, yang merupakan suatu
aldosa, menjadi fruktosa-6-fosfat, yang merupakan suatu ketosa, dengan
enzim fosfoglukoisomerase dan dibantu oleh ion Mg2+.
Pada
tahap ini fruktosa-6-fosfat diubah menjadi fruktosa-1,6-difosfat oleh
enzim fosoffruktokinase dibantu oleh ion Mg2+ sebagai kofaktor. Dalam
reaksi ini, gugus fosfat dipindahkan dari ATP ke fruktosa-6-fosfat pada
posisi 1.
Reaksi tahap keempat dalam rangkaian reaksi
glikolisis adalah penguraian molekul fruktosa-1,6-difosfat membentuk
dua molekul triosa fosfat, yaitu dihidroksi aseton fosfat dan
D-gliseraldehid-3-fosfat oleh enzim aldolase fruktosa difosfat atau
enzim aldolase.
Hanya satu di antara dua triosa fosfat
yang dibentuk oleh aldolase, yaitu gliseraldehid-3-fosfat, yang dapat
langsung diuraikan pada tahap reaksi glikolisis berikutnya. Tetapi,
dihidroksi aseton fosfat dapat dengan cepat dan dalam reaksi dapat
balik, berubah menjadi gliseraldehid-3-fosfat oleh enzim isomerase
triosa fosfat.
Tahap selanjutnya adalah reaksi oksidasi
gliseraldehid-3fosfat menjadi asam 1,3 difosfogliserat. Dalam reaksi
ini digunakan koenzim NAD+, sedangkan gugus fosfat diperoleh dari asam
fosfat. Enzim yang mengkatalisis dalam tahap ini adalah dehidrogenase
gliseraldehida fosfat.
Pada tahap ini, enzim kinase
fosfogliserat mengubah asam 1,3-difosfogliserat menjadi asam
3-fosfogliserat. Dalam reaksi ini terbentuk satu molekul ATP dari ADP
dan memerlukan ion Mg2+ sebagai kofaktor.
Pada tahap ini,
terjadi pengubahan asam 3-fosfoliserat menjadi asam 2-fosfogliserat.
Reaksi ini melibatkan pergeseran dapat balik gugus fosfat dari posisi 3
ke posisi 2. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim fosfogliseril mutase
dengan ion Mg2+ sebagai kofaktor.
Reaksi berikutnya
adalah reaksi pembentukan asam fosfoenolpiruvat dari asam
2-fosfogliserat dengan katalisis enzim enolase dan ion Mg2+ sebagai
kofaktor. Reaksi pembentukan asam fosfoenol piruvat ini ialah reaksi
dehidrasi.
Tahap terakhir pada glikolisis ialah reaksi
pemindahan gugus fosfat berenergi tinggi dari fosfoenolpiruvat ke ADP
yang dikatalisis oleh enzim piruvat kinase sehingga terbentuk molekul
ATP dan molekul asam piruvat.
Glikolisis melepaskan
energi kurang dari seperempat energi kimiawi yang tersimpan dalam
glukosa; sebagian besar energi itu tetap tersimpan dalam dua molekul
piruvat (Campbell, 2003: 168). Terdapat tiga jalur penting yang dapat
dilalui oleh piruvat setelah glikolisis. Pada organism aerobik,
glikolisis menyususun hanya tahap pertama dari keseluruhan degradasi
aerobik glukosa menjadi CO2 dan H2O. Lintas piruvat ke dua adalah
reduksinya menjadi laktat, jika jaringan hewan dalam keadaan anaerobik,
terutama pada kontraksi aktif otot kerangka.Lintas piruvat utama yang
ketiga menyebabkan pembentukan etanol (Lehninger, 2005: 73-74).2.
Siklus Asam SitratKarbohidrat, asam lemak, dan hamper semua asam amino,
akhirnya dioksidasi menjadi CO2 dan H2O melalui siklus asam sitrat
(Lehninger, 2005: 115). Siklus asam sitrat adalah serangkaian reaksi
kimia dalam sel, yaitu pada mitokondria, yang berlangsung secara
berurutan dan berulang, bertujuan untuk mengubah asam piruvat menjadi
CO2, H2O dan sejumlah energi. Proses ini adalah proses oksidasi dengan
menggunakan oksigen atau aerob. Siklus asam sitrat ini disebut juga
siklus Krebs, menggunakan nama Hans Krebs, seorang ahli biokimia yang
banyak jasa atau sumbangannya dalam penelitian tentang metabolisme
karbohidrat. Setelah memasuki mitokondria, piruvat mula-mula diubah
menjadi suatu senyawa yang disebut asetil CoA. Langkah ini merupakan
persambungan antara glikolisis dan siklus Krebs, yang diselesaikan oleh
kompleks multi enzim yang mengkatalisis tiga reaksi: (1) Gugus
karboksil piruvat, yang memiliki sedikit energi kimiawi, dikeluarkan
dan dilepas sebagai molekul CO2, (2) Fragmen berkarbon dua yang tersisa
dioksidasi untuk membuat senyawa yang dinamai asetat. Suatu enzim
mentransfer elektron yang diekstraksi ke NAD+, dan menyimpan energi
dalam bentuk NADH, (3) Akhirnya, koenzim A, senyawa mengandung sulfur
turunan dari vitamin B, diikatkan pada asetat tadi oleh ikatan tak
stabil yang membuat gugus asetil sangat reaktif (Campbell, 2003: 168).
Gabungan dehidrogenasi dan dekarboksilasi piruvat menjadi asetil KoA
melibatkan kerja tiga enzim yang berbeda secara berurutan, yaitu
piruvat dehidrogenase (E1), dihidrolipoil transasetilase (E2), dan
dihidrolipoil dehidrogenase (E3), dan juga lima koenzim atau gugus
prostetik yang berbeda, tiamin pirofosfat (PPP), flavin adenine
dinukleotida (FAD), koenzim A (CoA), nikotinamida adenin dinukleotida
(NAD+), dan asam lipoat (Lehninger, 2005: 116). Tahapan pembentukan
asetil CoA dari asam piruvat dapat dilihat pada bagan berikut ini.
Reaksi
pertama pada siklus Krebs adalah pembentukan asam sitrat dari asetil
KoA dengan asam oksaloasetat dengan cara kondensasi. Enzim yang bekerja
sebagai katalis adalah sitrat sintetase. Pada reaksi ini, karbon meil
gugus asetil dari asetil KoA berkondensasi dengan gugus karbonil pada
oksaloasetat; secara serentak, ikatan tioester dipecahkan untuk
membebaskan koenzim A.
Asam sitrat kemudian diubah
menjadi asam isositrat melalui asam akonitat. Enzim yang bekerja pada
reaksi ini ialah akonitase. Pada reaksi ini, satu molekul air
dikeluarkan dan yang lain ditambahkan kembali.
Pada tahap
selanjutnya, asam isositrat diubah menjadi menjadi asam oksalosuksinat
oleh enzim isositrat dehidrogenase dengan koenzim NADP+, kemudian
diubah lebih lanjut menjadi asam a-ketoglutarat oleh enzim
karboksilase. Pada reaksi yang kedua ini dihasilkan pula CO2. Untuk 1
mol asam isositrat yang diubah dihasilkan 1 mol NADPH dan 1 mol CO2.
Pada
tahap selanjutnya, a-ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif,
membentuk suksinil KoA dan CO2 oleh kerja kompleks a-ketoglutarat
dehidrogenase. Raksi ini analog dengan reaksi pembentukan asetil KoA
dari asam piruvat. Koenzim TPP dan NAD+ diperlukan juga dalam reaksi
pembentukan suksinil KoA. Reaksi ini menghasilkan Suksinil KoA dan
melepaskan CO2 da NADH.
Asam suksinat terbentuk dari
suksinil KoA dengan cara melepaskan koensim A serta pembentukan
guanosin trifosfat (GTP) dari guanosin difosfat (GDP). Enzim suksinil
KoA sintetase bekerja pada reaksi yang bersifat reversible ini. Gugus
fosfat yang terdapat pada molekul GTP segera dipindahkan kepada ADP.
Katalis dalam reaksi ini adalah dinukleosida difosfokinase.Pada tahap
ini, asam suksinat diubah menjadi asam fumarat melalui proses oksidasi
dengan menggunakan enzim suksinat dehidrogenase dan FAD sebagai
koenzim.
Asam malat terbentuk dari asam fumarat dengan
cara adisi molekul air. Enzim fumarat hidratase atau yang lebih dikenal
dengan nama enzim fumarase, bekerja sebagai katalis dalam reaksi ini.
Tahap
akhir dalam siklus asam sitrat ialah dehidrogenasi asam malat untuk
membentuk asam oksaloasetat yang dikatalisis oleh enzim malat
dehidrogenase.
Oksaloasetat yang terjadi kemudian
bereaksi dengan asetil koenzim A dan asam sitrat yang terbentuk
bereaksi lebih lanjut dalam siklus asam sitrat. Demikian reaksi-reaksi
tersebut di atas berlangsung terus menerus dan berulang kali.
Tahap-tahap dalm siklus Krebs ini dapat digambarkan sebagai berikut.
3.
Rantai Transpor ElektronPada sistem transpor elektron, berlangsung
pengepakan energi dari glukosa menjadi ATP. Reaksi ini terjadi di dalam
membrane dalam mitokondria. Hidrogen dari siklus Krebs yang tergabung
dalam FADH2 dan NADH diubah menjadi elektron dan proton. Sebagai
pembawa elektron adalah sejenis protein dan gugus yang dapat berkaitan
dengan protein. Golongan ini mencakup NAD, FAD, ubikuinon, dan protein
sitokrom. Pada sistem transpor elektron ini, oksigen adalah akseptor
elektron terakhir. Setelah menerima elektron, O2 akan bereaksi dengan
H+ membentuk H2O (Pratiwi, 2006: 32).
4.
FermentasiKatabolisme anaerobik dari nutrien organik dapat terjadi
dengan fermentasi. Fermentasi terdiri atas glikolisis ditambah dengan
reaksi yang menghasilkan NADH ke piruvat. Terdapat banyak jenis
fermentasi, perbedaannya dalam produk limbahnya yang terbentuk dari
piruvat. Dua jenis yang umum ialah fermentasi alkohol dan fermentasi
asam laktat (Campbell, 2003: 174). a. Fermentasi AlkoholPada
fermentasi alkohol, piruvat diubah menjadi etanol (etil alkohol) dalam
dua langkah. Langkah pertama, melepaskan karbon dioksida dari piruvat,
yang diubah menjadi senyawa asetaldehida berkarbon dua. Dalam langkah
kedua, asetaldehida direduksi oleh NADH menjadi etanol. Ini meregenerasi
pasokan NAD+ yang dibutuhkan untuk glikolisis. Fermentasi alkohol oleh
ragi, digunakan dalam pembuatan bir dan anggur. Banyak bakteri juga
melakukan fermentasi alkohol dalam kondisi anaerobik (Campbell, 2003:
174).
b. Fermentasi Asam LaktatPada fermentasi asam
laktat, piruvat direduksi langsung oleh NADH untuk membentuk laktat
sebagai produk limbahnya, tanpa melepas CO2 (Campbell, 2003: 174).
Fermentasi asam laktat dapat terjadi pada fungi atau bakteri. Selain
itu, fermentasi asam laktat juga dapat terjadi pada otot-otot yang
bekerja terlalu berat, yang oksigennya tidak cukup untuk respirasi sel
(Kimball, 2003: 150).
C. Katabolisme Protein
Tahap awal
metabolisme asam amino melibatkan pelepasan gugus amino, kemudian baru
perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Dua proses utama
pelepasan gugus amino, yaitu 1) transaminasi, yaitu proses katabolisme
asam amino yang melibatkan gugus amino dari satu asam amino kepada asam
amino lain, 2) deaminasi oksidatif yang menggunakan enzim dehidrogenase
sebagai katalis (Poedjiadi, 1994: 301-302).Pada gambar berikut
terlihat bahwa kerangka karbon dari 10 asam amino menghasilkan asetil
KoA, yang laangsung memasuki siklus asam sitrat. Lima dari sepuluh asam
amino diuraikan menjadi asetil KoA melalui piruvat. Kelima asam amino
yang masuk melalui piruvat adalah alanin, sistein, glisin, serin, dan
treonin. Sedangkan lima lainnya, yaitu asam amino fenilalanin, tirosin,
lisin, tritofan, dan leusin sebagian karbon asam aminonya menghasilkan
asetoasetil KoA, yang lalu diubah menjadi asetil KoA. Kerangka karbon
metionin, isoleusin, dan valin lambat laun terdegradasi oleh lintas
yang menghasilkan suksinil KoA, senyawa antara siklus asam sitrat.
Fenilalanin dan tirosin masing-masing menghasilkan dua produk dengan 4
karbon, yaitu asetoasetat dan fumarat. Asetoasetat memasuki siklus asam
sitrat dalam bentuk asetil KoA. Kerangka karbon asparagin dan asam
aspartat pada akhirnya memasuki siklus asam sitrat melalui oksaloasetat
(Lehninger, 2005: 225, 226, 232, 233, 234).
Asam amino
dihasilkan dari proses hidrolisis protein. Setelah gugus amino dari
asam amino dilepas, beberapa asam amino diubah menjadi asam piruvat dan
ada juga diubah menjadi asetil koenzim A. Gugus amino yang dilepas
dari asam amino dibawa ke hati untuk diubah menjadi amoniak (NH3) dan
dibuang lewat urine, 1 gram protein menghasilkan energi yang sama
dengan 1 gram karbohirat (Anonim, 2009).
D. Katabolisme Lipid
Jika
sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak
mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi
trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu
tak tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak
dioksidasi. Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan
menghasilkan asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil
metabolisme karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur inipun akan
masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi (Nugroho,
2009). Lebih lanjut Nugroho menguraikan proses metabolisme asam lemak
sebagai berikut.
1. Katabolisme Gliserol
Gliserol sebagai hasil
hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi. Gliserol
ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu
glikolisis. Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari
ATP membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya senyawa ini masuk ke dalam
rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu produk
antara dalam jalur glikolisis.
2. Oksidasi Asam Lemak
(Oksidasi Beta)
Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak
harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP
dan Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim
asil-KoA sintetase (Tiokinase).
Asam lemak bebas pada
umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam lemak rantai
panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan
senyawa karnitin. Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam
mitokondria dijelaskan sebagai berikut.a. Asam lemak bebas (FFA)
diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh enzim tiokinase.b.
Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim
karnitin palmitoil transferase I yang terdapat pada membran eksterna
mitokondria menjadi asil karnitin. Setelah menjadi asil karnitin,
barulah senyawa tersebut bisa menembus membran interna mitokondria.c.
Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil
karnitin translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke
dalam dan karnitin keluar. d. Asil karnitin yang masuk ke dalam
mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA dengan dikatalisir oleh
enzim karnitin palmitoiltransferase II yang ada di membran interna
mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.e. Asil KoA
yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam proses
oksidasi beta.Pada proses oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam
rangkaian siklus dengan 5 tahapan proses dan pada setiap proses,
diangkat 2 atom C dengan hasil akhir berupa asetil KoA. Selanjutnya
asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat. Menurut Poedjiadi (1994:
279-280), tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut.a.
Pembentukan asil KoA dari asam lemak berlangsung dengan katalis enzim
asil KoA sintetase yang disebut juga tiokinase.b. Reaksi kedua
adalah reaksi pembentukan enoil KoA dengan cara oksidasi. Enzim asil
KoA dehidrogenase berperan sebagai katalis dalam reaksi ini. Koenzim
yang dibutuhkan dalam reaksi ini adalah FAD yang berperan sebagai
akseptor hydrogen. Dua molekul ATP dibentuk untuk tiap pasang electron
yang ditransportasikan dari molekul FADH2 melalui sistem transport
electron.c. Pada reaksi ketiga, enzim enoil KoA hidratase merupakan
katalis yang menghasilkan L-hidroksiasil KoA. Reaksi ini ialah reaksi
hidrasi terhadap ikatan rangkap anatar C-2 dan C-3.d. Reaksi
keempat adalah reaksi oksidasi yang mengubah hidroksiasil koenzim A
menjadi ketoasil koenzim A. Enzim L-hidrokdiasil koenzim A
dehidrogenase melibatkan NAD yang direduksi menjadi NADH.e. Tahap
kelima adalah reaksi pemecahan ikatan C-C, sehingga menghasilkan aseil
koenzim A dan asil koenzim A yang mempunyai jumlah atom C dua buah
lebih pendek dari molekul semula.Asil KoA yang terbentuk pada reaksi
tahap 5, mengalami metabolisme lebih lanjut melalui reaksi tahap 2
hingga tahap 5 dan demikian seterusnya sampai rantai C pada asam lemak
terpecah menjadi molekul-molekul asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA
dapat teroksidasi menjadi CO2 dan H2O melalui siklus asam sitrat
(Poedjiadi, 1994: 282). Asetil KoA yang dihasilkan dari oksidasi asam
lemak tidak berbeda dengan asetil KoA yang dibentuk dari piruvat
(Lehninger, 2005: 204). Tahapan-tahapan dalam oksidasi asam lemak ini
dapat dilihat pada gambar 27 berikut ini.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.
Katabolisme (desimiliasi) merupakan fase metabolisme yang bersifat
menguraikan, yang menyebabkan molekul organik nutrien terurai di dalam
reaksi-reaksi bertahap menjadi produk akhir yang lebih kecil dan
sederhana, seperti asam laktat, CO2, dan amonia.
2. Katabolisme
karbohidrat, khususnya glukosa terdiri atas tahap glikolisis,
dekarboksilasi oksidatif, siklus asam sitrat, dan rantai transpor
elektron pada kondisi aerob. Sedangkan pada kondisi anaerob,
katabolisme glukosa berupa fermentasi.
3. Proses glikolisis dimulai
dengan molekul glukosa dan diakhiri dengan terbentuknya asam laktat.
Dalam proses glikolisis terdiri atas 10 tahapan reaksi yang dikatalisis
oleh enzim spesifik. Kesepuluh tahapan dalam glikolisis dapat dibagi
menjadi dua fase, yaitu fase investasi energi dan fase pembayaran
energi.
4. Tahapan-tahapan yang terdapat dalam siklus asam sitrat
adalah (a) pembentukan asam sitrat dari asetil KoA dengan asam
oksaloasetat, (b) pembentukan asam isositrat oleh enzim akonitase, (c)
pembentukan asam a-ketoglutarat oleh enzim karboksilase, (d)
a-ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif, membentuk suksinil
KoA oleh enzim a-ketoglutarat dehidrogenase, (e) asam suksinat
terbentuk dari suksinil KoA oleh enzim suksinil KoA sintetase, (f)
pembentukan asam fumarat dengan menggunakan enzim suksinat
dehidrogenase, (g) pembentukan asam malat oleh enzim fumarase, (h)
pembentukan asam oksaloasetat oleh enzim malat dehidrogenase, (i)
pembentukan a-ketoglutarat oleh enzim karboksilase.
5. Katabolisme
protein diawali dengan tahap transaminasi dan deaminasi oksidatif.
Setelah gugus amino dari asam amino dilepas, beberapa asam amino diubah
menjadi asam piruvat dan ada juga diubah menjadi asetil koenzim A.
Gugus amino yang dilepas dari asam amino dibawa ke hati untuk diubah
menjadi amoniak (NH3) dan dibuang lewat urine. Sedangkan katabolisme
lemak dimulai dengan pemecahan lemak menjadi gliserol dan asam lemak.
Gliserol dirubah menjadi gliseral dehid 3-fosfat dan selanjutnya
mengikuti jalur glikolisis sehingga terbentuk piruvat. Sedangkan asam
lemak dapat dipecah menjadi molekul-molekul dengan 2 atom C. Molekul
dengan 2 atom C ini kemudian diubah menjadi asetil koenzim A.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Katabolisme. http://www.webng.com/spons/katabolisme.html. Diakses pada tanggal Senin, 29 Juni 2009
Aprilia.
2009. Metabolisme Asam Amino. http://www.
http://www.scribd.com/document_downloads/8216443?extension=pdf&secret_password=.
Diakses pada tanggal Senin, 29 Juni 2009.
Campbell, dkk. 2003. Biology Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Kimball, dkk. 2003. Biology Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Lehninger. 2005. Dasar-dasar Biokimia Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Nugroho.
2009. Respirasi Seluler.
http://biodas.files.wordpress.com/2007/09/04-respirasi-sel.ppt. Diakses
pada tanggal Senin, 29 Juni 2009.
Nuringtyas, Tri Rini.
2009. Metabolisme Karbohidrat.
http://elisa.ugm.ac.id/files/chimera73/uJTdO7NM/Metabolisme%20KH%20(ok).ppt.
Diakses pada tanggal Senin, 29 Juni 2009
Sewaktu masih menjabat jadi Ketua Tingkat Keperawatan 2010 |
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
Comments
Post a Comment